Ilmu
|
Filsafat
|
Segi-segi yang dipelajari dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti
Obyek penelitian yang terbatas
Tidak menilai obyek dari suatu sistem nilai tertentu.
Bertugas memberikan jawaban
|
Mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban. Mencari
prinsip-prinsip umum, tidak membatasi segi pandangannya bahkan
cenderung memandang segala sesuatu secara umum dan keseluruhan
Keseluruhan yang ada
Menilai obyek renungan dengan suatu makna, misalkan , religi, kesusilaan, keadilan dsb.
Bertugas mengintegrasikan ilmu-ilmu
|
Home » Filsafat » Hubungan ilmu dan Filsafat
Hubungan ilmu dan Filsafat
Ilmu berasal dari
bahasa Arab, ‘alama. Arti dasar dari kata ini adalah pengetahuan.
Penggunaan kata ilmu
dalam proposisi bahasa Indonesia sering disejajarkan dengan kata
science dalam bahasa
Inggris. Kata science itu sendiri memang bukan bahasa Asli Inggris,
tetapi merupakan
serapan dari bahasa Latin, Scio, scire yang arti dasarnya pengetahuan. Ada
juga yang menyebutkan
bahwa science berasal dari kata scientia yang berarti pengetahuan.
Scientia bersumber
dari bahasa Latin Scire yang artinya mengetahui.1 Terlepas dari berbagai
perbedaan asal kata,
tetapi jika benar ilmu disejajarkan dengan kata science dalam bahasa
Inggris, maka
pengertiannya adalah pengetahuan. Pengetahuan yang dipakai dalam bahasa
Indonesia, kata
dasarnya adalah “tahu”.2 Secara umum pengertian dari kata “tahu”
ini menandakan adanya
suatu pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman dan pemahaman
tertentu yang
dimiliki oleh seseorang.3
Pendapat yang sama
diungkapkan M. Quraish Shihab. Ia berpendapat bahwa ilmu berasal
dari bahasa Arab,
ilm. Arti dasar dari kata ini adalah kejelasan. Karena itu, segala bentuk kata
yang terambil dari
kata ‘ilm seperti kata ‘alm (bendera), ‘ulmat (bibir sumbing), ‘alam
(gunung-gunung) dana ‘alamat
mengandung objek pengetahuan. Ilmu dengan demikian dapat
diartikan sebagai
pengetahuan yang jelas tentang sesuatu.4
Athur Thomson
mendefinisikan ilmu sebagai pelukisan fakta-fakta, pengalaman secara
lengkap dan konsisten
meski dalam perwujudan istilah yang sangat sederhana.5 S. Hornby
mengartikan ilmu
sebagai: Science is organized knowledge obtained by observation and
testing of fact (ilmu
adalah susunan atau kumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui
penelitian dan
percobaan dari fakta-fakta.6 Kamus bahasa Indonesia, menerjemahkan ilmu
sebagai pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metodemetode
tertentu yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu pula. Kamu
ini juga menerangkan
bahwa ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian
tentang soal duniawi,
akhirat, lahir dan bathin.
Poincare menyebutkan
bahwa ilmu berisi kaidah-kaidah dalam arti definisi yang tersembunyi
(science consist
entirely of convertions in the sence of disguised definitions). Pengertian dan
kandungan ilmu yang
dicoba ditawarkan Poincare ini, harus pula diakui memperoleh
penolakan dari
berbagai ahli. Bahkan ada anggapan yang menyatakan bahwa pikiran Poincare
ini merupakan
kesalahan besar. Le Ray seolah menjadi antitesis dari pemikiran Poincare. Le
Ray misalnya
menyatakan bahwa “Science consist only of consecrations and it is solely to
this circumstance
that is owes its apparent certainly”. Le Ray juga menyatakan bahwa science
cannot teach us the
truth, it’s can serve us only as a rule of action (ilmu tidak mengajarkan
tentang kebenaran, ia
hanya menyajikan sejumlah kaidah dalam berbuat.7 Dari beberapa
definisi ilmu di
atas, maka, kandungan ilmu berisi tentang; hipotesa, teori, dalil dan hukum.
Penjelasan di atas
juga menyiratkan bahwa hakekat ilmu bersifat koherensi sistematik.
Artinya, ilmu sedikit
berbeda dengan pengetahuan. Ilmu tidak memerlukan kepastian
kepingan-kepingan
pengetahuan berdasarkan satu putusan tersendiri, ilmu justru menandakan
adanya satu
keseluruhan ide yang mengacu kepada objek atau alam objek yang sama saling
berkaitan secara
logis.
Setiap ilmu bersumber
di dalam kesatuan objeknya. Ilmu tidak memerlukan kepastian
lengkap berkenaan
dengan penalaran masing-masing orang. Ilmu akan memuat sendiri
hipotesis-hipotesis
dan teori-teori yang sepenuhnya belum dimantapkan. Oleh karena itu,
ilmu membutuhkan
metodologi, sebab dan kaitan logis. Ilmu menuntut pengamatan dan
kerangka berpikir
metodik serta tertata rapi. Alat bantu metodologis yang penting dalam
konteks ilmu adalah
terminology ilmiah.
Filsafat ilmu Tentang
Hubungan ilmu dan Filsafat
2.Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari
bahasa Yunani, philosophia dan philoshophos. Menurut bentuk kata,
philosophia diambil
dari kata philos dan shopia atau philos dan sophos. Philos berarti cinta
dan shopia atau
shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah. Dalam pengertian
ini seseorang dapat
disebut telah berfilsafat apabila seluruh ucapannya dan perilakunya
mengandung makna dan
ciri sebagai orang yang cinta terhadap kebijaksanaan, terhadap
pengetahuan dan
terhadap hikmah.8
Pada awalnya, kata
sofia lebih sering diartikan sebagai kemahiran dan kecakapan dalam suatu
pekerjaan, seperti
perdagangan dan pelayaran. Dalam perkembangan selanjutnya, makna dari
kata kemahiran ini
lebih dikhususkan lagi untuk kecakapan di bidang sya’ir dan musik.
Makna ini kemudian
berkembang lagi kepada jenis pengetahuan yang dapat mengantarkan
manusia untuk
mengetahui kebenaran murni. Sofia dalam arti yang terakhir ini, kemudian
dirumuskan oleh
Pythagoras bahwa hanya Dzat Maha Tinggi (Allah) yang mampu
melakukannya. Oleh
karena itu, manusia hanya dapat sampai pada sifat “pencipta
kebijaksanaan”.
Pythagoras menyatakan: “cukup seorang menjadi mulia ketika ia
menginginkan hikmah
dan berusaha untuk mencapainya.”9
Harun Hadiwijono
berpendapat bahwa filsafat diambil dari bahasa Yunani, filosofia. Struktur
katanya berasal dari
kata filosofien yang berarti mencintai kebijaksanaan. Dalam arti itu,
menurut Hadiwijono
filsafat mengandung arti sejumlah gagasan yang penuh kebijaksanaan.
Artinya, seseorang
dapat disebut berfilsafat ketika ia aktif memperoleh kebijaksanaan. Kata
filsafat dalam
pengertian ini lebih memperoleh kebijaksanaan. Kata filsafat dalam pengertian
ini lebih berarti
sebagai “Himbauan kepada kebijaksanaan”.10
Harun Nasution
beranggapan bahwa kata filsafat bukan berasal dari struktur kata Philos dan
shopia, philos dan
shophos atau filosofen. Tetapi kata filsafat berasal dari bahasa Yunani
yang struktur katanya
berasal dari kata philien dalam arti cinta dan shofos dalam arti wisdom.
Orang Arab menurut
Harun memindahkan kata Philosophia ke dalam bahasa mereka dengan
menyesuaikan tabi’at
susunan kata-kata bahasa Arab, yaitu filsafat dengan pola (wajan)
fa’lala, fa’lalah,
dan fi’la. Berdasarkan wajan itu, maka penyebutan kata filsafat dalam bentuk
kata benda seharusnya
disebut falsafat atau Filsaf.11
Harun lebih lanjut
menyatakan bahwa kata filsafat yang banyak dipakai oleh masyarakat
Indonesia, sebenarnya
bukan murni berasal dari bahasa Arab sama seperti tidak murninya
kata filsafat
terambil dari bahasa Barat, philosophy. Harun justru membuat kompromi bahwa
filsafat terambil
dari dua bahasa, yaitu Fil diambil dari bahasa Inggris dan Safah dari bahasa
Arab. Sehingga kata
filsafat, adalah gabungan antara bahasa Inggris dan Arab. Berfilsafat
artinya berpikir
menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma
serta agama) dan
dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalannya.
Atas dasar itu, maka
menurut Harun, secara etimologi filsafat dapat didefinisikan sebagai:
1.Pengetahuan tentang
hikmah
2.Pengetahuan tentang
prinsip atau dasar
3.mencari kebenaran
4.Membahas dasar dari
apa yang dibahas
Ali Mudhafir
berpendapat bahwa kata filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata
Falsafah (Arab),
Phyloshophy (Inggris), Philosophie (Jerman, Belanda dan Perancis). Semua
kata itu, berasal
dari bahasa Yunani Philosphia. Kata philosophia sendiri terdiri dari dua suku
kata, yaitu Philien,
Philos dan shopia. Philien berarti mencintai, philos berarti teman dan
sophos berarti
bijaksana, shopia berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, menurut Ali
Mudhafir ada dua arti
secara etimologi dari kata filsafat yang sedikit berbeda. Pertama,
apabila istilah
filsafat mengacu pada asal kata philien dan shopos, maka ia berarti mencintai
hal-hal yang bersifat
bijaksana (ia menjadi sifat). Kedua, apabila filsafat mengacu pada asal
kata philos dan
shopia, maka ia berarti teman kebijaksanaan (filsafat menjadi kata benda)12
Makalah Filsafat ilmu
Tentang Hubungan ilmu dan Filsafat
3.Hubungan Antara
Ilmu dan Filsafat
Berbagai pengertian
tentang filsafat dan ilmu sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka
berikutnya akan
tergambar pula. Pola relasi (hubungan) antara ilmu dan filsafat. Pola relasi
ini dapat berbentuk
persamaan antara ilmu dan filsafat, dapat juga perbedaan di antara
keduanya.
Di zaman Plato, bahkan
sampai masa al Kindi, batas antara filsafat dan ilmu pengetahuan
boleh disebut tidak
ada. Seorang filosof pasti menguasi semua ilmu. Tetapi perkembangan
daya pikir manusia
yang mengembangkan filsafat pada tingkat praksis, berujung pada
loncatan ilmu
dibandingkan dengan loncatan filsafat. Meski ilmu lahir dari filsafat, tetapi
dalam perkembangan
berikut, perkembangan ilmu pengetahuan yang didukung dengan
kecanggihan
teknologi, telah mengalahkan perkembangan filsafat. Wilayah kajian filsafat
bahkan seolah lebih
sempit dibandingkan dengan masa awal perkembangannya,
dibandingkan dengan
wilayah kajian ilmu. Oleh karena itu, tidak salah jika kemudian muncul
suatu anggapan bahwa
untuk saat ini, filsafat tidak lagi dibutuhkan bahkan kurang relevan
dikembangkan ole
manusia. Sebab manusia hari ini mementingkan ilmu yang sifatnya praktis
dibandingkan dengan
filsafat yang terkadang sulit “dibumikan”. Tetapi masalahnya betulkah
demikian?
Ilmu telah menjadi
sekelompok pengetahuan yang terorganisir dan tersusun secara sistematis.
Tugas ilmu menjadi
lebih luas, yakni bagaimana ia mempelajari gejala-gejala sosial lewat
observasi dan
eksperimen.13 Keinginan-keinginan melakukan observasi dan eksperimen
sendiri, dapat
didorong oleh keinginannya untuk membuktikan hasil pemikiran filsafat yang
cenderung Spekulatif
ke dalam bentuk ilmu yang praktis. Dengan demikian, ilmu
pengetahuan dapat
diartikan sebagai keseluruhan lanjutan sistem pengetahuan manusia yang
telah dihasilkan oleh
hasil kerja filsafat kemudian dibukukan secara sistematis dalam bentuk
ilmu yang
terteoritisasi.14 Kebenaran ilmu dibatasi hanya pada sepanjang pengalaman dan
sepanjang pemikiran,
sedangkan filsafat menghendaki pengetahuan yang koprehensif, yakni;
yang luas, yang umum
dan yang universal (menyeluruh) dan itu tidak dapat diperoleh dalam
ilmu.
Lalu jika demikian,
dimana saat ini filsafat harus ditempatkan? Menurut Am. Saefudin,
filsafat dapat
ditempatkan pada posisi maksimal pemikiran manusia yang tidak mungkin pada
taraf tertentu
dijangkau oleh ilmu. Menafikan kehadiran filsafat, sama artinya dengan
melakukan penolakan
terhadap kebutuhan riil dari realitas kehidupan manusia yang memiliki
sifat untuk terus
maju.15
Ilmu dapat dibedakan
dengan filsafat. Ilmu bersifat pasteriori. Kesimpulannya ditarik setelah
melakukan
pengujian-pengujian secara berulang-ulang. Untuk kasus tertentu, ilmu bahkan
menuntut untuk
diadakannya percobaan dan pendalaman untuk mendapatkan esensinya.
Sedangkan filsafat
bersifat priori, yakni; kesimpulan-kesimpulannya ditarik tanpa pengujian.
Sebab filsafat tidak
mengharuskan adanya data emfiris seperti dimiliki ilmu. Karena filsafat
bersifat spekulatif
dan kontemplatif yang ini juga dimiliki ilmu. Kebenaran filsafat tidak
dapat dibuktikan oleh
filsafat itu sendiri, tetapi hanya dapat dibuktikan oleh teori-teori
keilmuan melalui
observasi dan eksperimen atau memperoleh justifikasi kewahyuan. Dengan
demikian, tidak
setiap filosof dapat disebut sebagai ilmu, sama seperti tidak semua ilmuwan
disebut filosof.
Meski demikian aktifitas berpikir. Tetapi aktivitas dan ilmuwan itu sama,
yakni menggunakan
aktifitas berpikir filosof. Berdasarkan cara berpikir seperti itu, maka
hasil kerja filosofis
dapat dilanjutkan oleh cara kerja berfikir ilmuwan. Hasil kerja filosofis
bahkan dapat menjadi
pembuka bagi lahirnya ilmu. Namun demikian, harus juga diakui
bahwa tujuan akhir
dari ilmuwan yang bertugas mencari pengetahuan, sebagaimana hasil
analisa Spencer,
dapat dilanjutkan oleh cara kerja berpikir filosofis.
Di samping sejumlah
perbedaan tadi, antara ilmu dan filsafat serta cara kerja ilmuwan dan
filosofis, memang
mengandung sejumlah persamaan, yakni sama-sama mencari kebenaran.
Ilmu memiliki tugas
melukiskan, sedangkan filsafat bertugas untuk menafsirkan
kesemestaan.
Aktivitas ilmu digerakkan oleh pertanyaan bagaimana menjawab pelukisan
fakta. Sedangkan
filsafat menjawab atas pertanyaan lanjutan bagaimana sesungguhnya fakta
itu, dari mana
awalnya dan akan ke mana akhirnya.
Berbagai gambaran di
atas memperlihatkan bahwa filsafat di satu sisi dapat menjadi pembuka
bagi lahirnya ilmu
pengetahuan, namun di sisi yang lainnya ia juga dapat berfungsi sebagai
cara kerja akhir
ilmuwan. “Sombongnya”, filsafat yang sering disebut sebagai induk ilmu
pengetahuan (mother
of science) dapat menjadi pembuka dan sekaligus ilmu pamungkas
keilmuan yang tidak
dapat diselesaikan oleh ilmu.
Kenapa demikian?
Sebab filsafat dapat merangsang lahirnya sejumlah keinginan dari temuan
filosofis melalui
berbagai observasi dan eksperimen yang melahirkan berbagai pencabangan
ilmu. Realitas juga
menunjukan bahwa hampir tidak ada satu cabang ilmu yang lepas dari
filsafat atau
serendahnya tidak terkait dengan persoalan filsafat. Bahkan untuk kepentingan
perkembangan ilmu itu
sendiri, lahir suatu disiplin filsafat untuk mengkaji ilmu pengetahuan,
pada apa yang disebut
sebagai filsafat pengetahuan, yang kemudian berkembang lagi yang
melahirkan salah satu
cabang yang disebut sebagai filsafat ilmu.
Untuk melihat hubungan
antara filsafat dan ilmu, ada baiknya kita lihat pada perbandingan
antara ilmu dengan filsafat dalam bagan di bawah ini, (disarikan dari
Drs. Agraha Suhandi, 1992)
Kesimpulan dan Saran
Dengan demikian
penulis dapat menyimpulkan bahwa antara ilmu dan filsafat ada persamaan
dan perbedaannya.
Perbedaannya ilmu
bersifat Posterior kesimpulannya ditarik setelah melakukan pengujianpengujian
secara berulang-ulang
sedangkan filsafat bersifat priori kesimpulan-kesimpulannya
ditarik tanpa
pengujian, sebab filsafat tidak mengharuskan adanya data empiris seperti yang
dimiliki ilmu karena
filsafat bersifat spekulatif.
Di samping adanya
perbedaan antara ilmu dengan filsafat ada sejumlah persamaan yaitu
sama-sama mencari
kebenaran. Ilmu memiliki tugas melukiskan filsafat bertugas untuk
menafsirkan
kesemestaan aktivitas ilmu digerakan oleh pertanyaan bagaimana menjawab
pelukisan fakta,
sedangkan filsafat menjawab atas pertanyaan lanjutan bagaimana
sesungguhnya fakta
itu dari mana awalnya dan akan ke mana akhirnya
Daftar Pustaka
Achmad Sanusi,.(1998 ), Filsafah Ilmu, Teori Keilmuan, dan Metode Penelitian : Memungut dan Meramu Mutiara-Mutiara yang Tercecer, Makalah, Bandung PS-IKIP Bandung.
Achmad Sanusi, (1999), Titik Balik Paradigma Wacana Ilmu : Implikasinya Bagi Pendidikan, Makalah, Jakarta : MajelisPendidikan Tinggi Muhammadiyah.
Agraha Suhandi, Drs., SHm.,(1992), Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya, (Diktat Kuliah), Bandung : Fakultas Sastra Unpad Bandung.
Filsafat_Ilmu,http://members.tripod.com/aljawad/artike/filsafat_ilmu.htm.
Ismaun, (2001), Filsafat Ilmu, (Diktat Kuliah), Bandung : UPI Bandung.
Jujun S. Suriasumantri, (1982), Filsafah Ilmu : Sebuah Pengantar Populer, Jakarta : Sinar Harapan.
Mantiq, http://media.isnet.org./islam/etc/mantiq.htm.
Moh. Nazir, (1983), Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia
Muhammad Imaduddin Abdulrahim, (1988 ), Kuliah Tawhid, Bandung : Yayasan Pembina Sari Insani
0 Komentar Blogger
Twitter
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar
Ayo tinggalkan jejak anda berupa komentar disini !!! karena komentar anda sangat berarti sekali demi kemajuan blog ini.
Panduan Memberi Komentar
1.Masukan komentar anda
2.Lalu pada kata 'beri komentar sebagai' , pilih account yang anda punya, bagi yang belum mempunyai account pilih Name/url, isi nama anda dan Kosongkan URL atau isi dengan alamat facebook anda(untuk mengetahui alamat facebook anda silahkan login ke facebook dan pilih profile anda, anda dapat melihat alamat Facebook anda di atas, contoh alamat Facebook punya saya http://www.facebook.com/profile.php?id=1823916177
3.dan kemudian Publikasikan
4.Selesai dan anda tinggal menunggu komentar anda muncul
Semoga bermanfa'at.