MAKALAH
STUDY AL QUR’AN
AMTSALUL QUR’AN
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Individu
Mata
Kuliah Study Al Qur’an
DOSEN
PEMBIMBING : Dr. MASRIFAH, M.Si
DISUSUN
OLEH:
NAMA
|
: DEDE FERDIYANTO
|
NPM
|
: 24092117039
|
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS GARUT
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qur’an
adalah kitab suci yang sempurna yang mengandung semua hal dalam kehidupan
manusia, baik kehidupan dunia yang berupa tuntunan ibadah,pergaulan dalam
keluarga dan masyarakat, cerita-cerita umat terdahulu, maupun kehidupah akhirat
berupa hari kiamat, surga, neraka dan lainnya.
Dalam
al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang menceritakan hal-hal yang samar dan
abstrak. Manusia tidak mampu mencernanya jika hanyamengandalkan akalnya saja.
Sehingga sering kali ayat-ayat tersebut diperumpamakan dengan hal-hal yang
konkret agar manusia mampu memahaminya.
Untuk
memahami itu semua maka ulama’ tafsir menganggap perluadanya ilmu yang
menjelaskan tentang perumpamaan dalam al-Qur’an agar manusia mampu mengambil
pelajaran dengan perumpamaan-perumpamaan tersebut. Karena itulah penulis
mencoba menjelaskan tentang ilmu tersebut,yaitu Ilmu Amtsal al-Qur’an.
Hakikat-hakikat
yang tinggi makna dan tujuannya akan lebih menarik jika dituangkan dalam
kerangka ucapan yang baik dan mendekatkan kepada pemahaman, melalui analogi
dengan sesuatu yang telah diketahui secara yakin.
Amtsal ( permisalan,
perumpamaan) merupakan penyerupaan
sesuatu yang ghaib dengan sesuatu yang hadir, sesuatu yang abstrak dengan
sesuatu yang kongkrit, dan dengan menganalogikan sesuatu dengan hal yang serupa.
Rasulullah
Saw. pun pernah bersabda tentang kedudukan amtsal dalam AlQur’an, Rasulullah
Saw. bersabda :
وَاتَّبِعُوْا الْحَرَامَ وَاجْتَنِبُوْا
بِالْحَلَالِ فَاعْلَمُوْا أَمْثَالٍ وَ مُتَشَابِهٍ وَ كَمٍمُحْوَ حَرَامٍ وَ حَلَالٍ
أَوْجُهٍ خَمْسَةِ عَلَى نَزَلَ الْقُرْأَنَ إنَّ
بِالْأَمْثَالِ وَاعْتَبِرُوْبِالْمُتَشَابِهِ
وَأَمِنُوْا الْمُحْكَمَ
Artinya
: “Sesungguhnya Al Qur’an turun dengan menggunakan lima sisi: halal,
haram, muhkam, mutasyabih dan amtsal. Kerjakanlah kehalalannya, tinggalkanlah keharamannya,
ikutilah muhkamnya, imanilah mutasyabihnya dan ambillah pelajaran dari amtsalnya.
B.
Rumusan Masalah
1. Pengertian
Amtsal Al Qur’an
2. Tujuan Amtsal Al Qur’an
3. Macam-macam
Amtsal Al Qur’an
4. Sighat
Amtsal Al Qur’an
5. Faedah
/Manfaat Amtsal Al Qur’an
6. Pendapat
Ulama Tentang Membuat Amtsal Dengan Al Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN AMTSAL
AL QUR’AN
A. Pengertian Amtsal
AlQur’an
Amtsal
adalah bentuk jamak dari masal. Kata masal, misl dan masil adalah sama dengan syabah, syibh dan syabih, baik lafaz maupun
maknanya.[1] . Dalam
sastra matsal merupakan satu ungkapan perkataan yang dihikayatkan dan sudah
popouler dengan maksud menyerupakan keadaan yang terdapat dalam perkataan itu
dengan keadaan sesuatu yang karenanya perkataan itu diungkapkan
Amsal
menurut pengertian istilah (terminologi) dirumuskan oleh para ulama diantaranya
yaitu:
1. Menurut
Syaikh manna al qathan
Amtsal
/ perumpamaan adalah cetakan yang menunjukan hal-hal abstrak dalam wujud objek
yang hidup melekat didalam suatu pikiran
dengan cara menyerupakan yang tidak tampak dengan sesuatu yang tampak,
menyerupakan sesuatu yang dipahami dengan akal dengan sesuatu yang tampak
nyata, sehingga hal itu lebih menarik perhatian jiwa & akal.[2]
2. Menurut
zamakhsyari dalam kitab al kasysyaf
Matsal
adalah setiap perkataan yang berlaku, popular yang menyerupakan sesuatu (orang,
keadaan & sebagainya) dengan “maurid” ( sesuatu yang terkandung) dalam
perkataan tersebut. [3]
Matsal
dipinjam (dipakai pinkaman) untuk menunjukan keadan, sifat atau kisah jika
ketiganya dianggap penting dan mempunyai keanehan.
3. Menurut
ulama bayyan
Matsal
adalah majaz murakkab yang alaqohnya musyabahah jika penggunaannya telah
popular. Majaz ini pada asalnya adalah isti’aroh tamsiliyah.[4]
4. Menurut ibnul qoyyim
Amtsal
adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hal hukumnya &
mendekatkan sesuatu yang abstrak (ma’qul) dengan yang indrawi / konkrit
(mahsus), atau mendekatkan salah satu dari dua mahsus dengan yang lain dan
menganggap salah satunya itu dengan yang lain.[5]
Dari
pengertian-pengertian menurut para ulama diatas dapat ditarik kesimpulan makna
amtsal al qur’an adalah menonjolkan makna dalam bentuk (perkataan ) yang
menarik dan padat serta mempunyai pengaruh mendalam terhadap jiwa baik berupa
tasybihataupun perkataan bebas / lepas (bukan tasybih)
B. Tujuan Alloh SWT Membuat Amtsal Al Qur’an
Dalam
Al Qur’an Allah swt menyebutkan bahwa dia membuat perumpamaan-perumpamaan.
Diantaranya terdapat dalam beberapa ayat berikut ini :
1. Q,S
Al Hasyr Ayat 21
لَوۡ أَنزَلۡنَا هَـٰذَا
ٱلۡقُرۡءَانَ عَلَىٰ جَبَلٍ۬ لَّرَأَيۡتَهُ ۥ خَـٰشِعً۬ا مُّتَصَدِّعً۬ا
مِّنۡ خَشۡيَةِ ٱللَّهِۚ وَتِلۡكَ ٱلۡأَمۡثَـٰلُ نَضۡرِبُہَا لِلنَّاسِ
لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ (٢١)
|
Artinya : “Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini
kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah
disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat
untuk manusia supaya mereka berfikir. “(21)
|
2. Q.S
Al Ankabut Ayat 43
وَتِلۡكَ ٱلۡأَمۡثَـٰلُ نَضۡرِبُهَا
لِلنَّاسِۖ وَمَا يَعۡقِلُهَآ إِلَّا ٱلۡعَـٰلِمُونَ (٤٣)
|
Artinya : “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan
untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
(43)”
|
3. Q.
S az zumar ayat 27
وَلَقَدۡ ضَرَبۡنَا لِلنَّاسِ فِى
هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ مِن كُلِّ مَثَلٍ۬ لَّعَلَّهُمۡ يَتَذَكَّرُونَ (٢٧)
|
Artinya
: “Sesungguhnya telah
Kami buatkan bagi manusia dalam Al Qur’an ini setiap macam perumpamaan supaya
mereka dapat pelajaran. (27)”
|
Dari
ketiga ayat Al Qur’an diatas ada 3 kata kunci tujuan Alloh SWT membuat
perumpamaan yaitu “supaya mereka dapat
pelajaran” , “perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya
mereka berfikir” & “tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang
berilmu”[6].
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
bahwa Alloh SWT membuat ayat –ayat amtsal adalah agar manusia mendapat
pelajaran / pendidikan dari suatu perumpamaan dengan cara berfikir dan mencari
tahu apa maksud yang terkandung didalam ayat ayat perumpamaan tersebut karena
tidak ada yang memahami maksud perumpamaan itu kecuali orang –orang yang
berilmu
C. Macam-MacamAmtsal
AlQur’an
Amtsal
didalam Al Qur’an ada tiga macam yaitu berikut ini.
1. Amtsal
Musharrahah
Yang
dimaksudkan dengan amsal
musharrahah adalah amsal yang jelas, yakni didalamnya
dijelaskan dengan lafadz matsal atau sesuatu yang menggunakan kata-kata perumpamaan
atau kata yang menunjukkan penyerupaan (tasybih), contohnya:
1. Q.S Al Baqoroh Ayat 17-20
مَثَلُهُمۡ كَمَثَلِ ٱلَّذِى
ٱسۡتَوۡقَدَ نَارً۬ا فَلَمَّآ أَضَآءَتۡ مَا حَوۡلَهُ ۥ ذَهَبَ ٱللَّهُ
بِنُورِهِمۡ وَتَرَكَهُمۡ فِى ظُلُمَـٰتٍ۬ لَّا يُبۡصِرُونَ (١٧)
صُمُّۢ بُكۡمٌ عُمۡىٌ۬ فَهُمۡ لَا
يَرۡجِعُونَ (١٨)
أَوۡ كَصَيِّبٍ۬ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ
فِيهِ ظُلُمَـٰتٌ۬ وَرَعۡدٌ۬ وَبَرۡقٌ۬ يَجۡعَلُونَ أَصَـٰبِعَهُمۡ فِىٓ
ءَاذَانِہِم مِّنَ ٱلصَّوَٲعِقِ حَذَرَ ٱلۡمَوۡتِۚ وَٱللَّهُ مُحِيطُۢ
بِٱلۡكَـٰفِرِينَ (١٩)
يَكَادُ ٱلۡبَرۡقُ يَخۡطَفُ
أَبۡصَـٰرَهُمۡۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوۡاْ فِيهِ وَإِذَآ أَظۡلَمَ
عَلَيۡہِمۡ قَامُواْۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمۡعِهِمۡ
وَأَبۡصَـٰرِهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ (٢٠)
|
Artinya :
“Perumpamaan mereka adalah seperti
orang yang menyalakan api maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah
hilangkan cahaya [yang menyinari] mereka, dan membiarkan mereka dalam
kegelapan, tidak dapat melihat. (17).
Mereka tuli, bisu dan buta maka
tidaklah mereka akan kembali [ke jalan yang benar]. (18)
Atau seperti [orang-orang yang
ditimpa] hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat;
mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena [mendengar suara]
petir, sebab takut akan mati . Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir .
(19)
Hampir-hampir kilat itu menyambar
penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan
di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jika
Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan
mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (20)
|
Didalam
ayat tersebut Alloh SWT membuat 2 perumpamaan bagi orang munafiq
a. masal
yang berkenaan dengan api “seperti orang yang menyalakan api”
b. masal yang berkenaan dengan air
“seperti [orang-orang yang ditimpa] hujan lebat dari langit”
Dalam
2 perumpamaan itu Alloh SWT menyebutkan kedudukan & fasilitas orang munafiq
dalam dua keaadaan. Disatu sisi mereka bagaikan orang yang yang menyalakan api
untuk penerangan dan kemanfaatan mengingat mereka memperoleh kemanfaatan materi
dengan sebab masuk islam, namun disisi lain agama islam tidak memberiakn
pengaruh terhadap hati mereka karena alloh swt menghilangkan cahaya yang ada
didalam api itu “Allah
hilangkan cahaya [yang menyinari] mereka” dan membiarkan unsur membakar yang
ada padanya. Inilah perumpamaan mereka berkenaan dengan api. masal yang
berkenaan dengan air “seperti [orang-orang yang ditimpa] hujan lebat dari
langit” adalah alloh swt menyerupakan mereka dengan keadaan orang yang ditimpa
hujan lebat yang disertai gelap gulita, guruh & kilat sehingga terkoyaklah
kekuatan orang itu sampai ia meletakkan jari jemari untuk menyumbat telinga
serta memejamkan mata karena takut akan petir yang menyambar ini merupakan
gambaran tentang al qur’an yang merupakan segala peringatan, perintah, larangan
dan hitabnya bagi mereka yang merasakan seperti petir yang turun sambar
menyambar.[7]
2. Q.s
ar ro’du ayat 17
أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬
فَسَالَتۡ أَوۡدِيَةُۢ بِقَدَرِهَا فَٱحۡتَمَلَ ٱلسَّيۡلُ زَبَدً۬ا رَّابِيً۬اۚ
وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيۡهِ فِى ٱلنَّارِ ٱبۡتِغَآءَ حِلۡيَةٍ أَوۡ مَتَـٰعٍ۬
زَبَدٌ۬ مِّثۡلُهُ ۥۚ كَذَٲلِكَ يَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡحَقَّ وَٱلۡبَـٰطِلَۚ
فَأَمَّا ٱلزَّبَدُ فَيَذۡهَبُ جُفَآءً۬ۖ وَأَمَّا مَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ
فَيَمۡكُثُ فِى ٱلۡأَرۡضِۚ كَذَٲلِكَ يَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَالَ (١٧)
|
Artinya:
“Allah
SWT telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah
lembahmenurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari
apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau
alatalat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat
perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang
sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada
manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaanperumpamaan.”(QS.
ArRa’d: 17)
|
Wahyu
yang diturunkan untuk menghidupkan hati diumpamakan dengan air yang turun
untukmenghidupkan bumi. Hati diumpamakan sebagai bumi, sedangkan kehidupan
diumpamakansebagai tumbuhtumbuhan di bumi. Air yang mengalir di lembah-lembah selalu
menimbulkan buih.Begitulah petunjuk dan cahaya apabila melewati hati yang
dicemari oleh syahwat. Inilahperumpamaan air. Adapun perumpamaan api terlihat
pada “wa mimma yuqidun”. Apabila
logam dipanaskan, kulitnya akan terkelupas sehingga terlihatlah permata yang
diakibatkan proses pemanasan. Demikian pulalah, hati seorang mukmin yang akan
membuang jauhjauh dorongan syahwat.[3]
2. Amtsal
Kaminah
Yang
dimaksud dengan amtsal kaminah
adalah amtsal yang tidak menyebutkan
denganjelas katakata yang menunjukkan perumpamaan,tetapi kalimat yang
menunjukkan maknamakna yang indah, menarik, dalam kepadatan reaksinya dan
mempunyai pengaruhtersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya. Contoh
amtsal kaminah diantaranya:
a) Firman
Allah mengenai sapi betina:
قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ
يُبَيِّن لَّنَا مَا هِىَۚ قَالَ إِنَّهُ ۥ يَقُولُ إِنَّہَا بَقَرَةٌ۬
لَّا فَارِضٌ۬ وَلَا بِكۡرٌ عَوَانُۢ بَيۡنَ ذَٲلِكَۖ فَٱفۡعَلُواْ مَا
تُؤۡمَرُونَ (٦٨)
|
Artinya :
“Mereka
menjawab: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan
kepada kami, sapi betina apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya
Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan
tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu". (68)
|
b) Firman
Alloh SWT tentang shalat:
قُلِ ٱدۡعُواْ ٱللَّهَ أَوِ
ٱدۡعُواْ ٱلرَّحۡمَـٰنَۖ أَيًّ۬ا مَّا تَدۡعُواْ فَلَهُ ٱلۡأَسۡمَآءُ
ٱلۡحُسۡنَىٰۚ وَلَا تَجۡهَرۡ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتۡ بِہَا وَٱبۡتَغِ بَيۡنَ
ذَٲلِكَ سَبِيلاً۬ (١١٠)
|
Artinya :
Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama
yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna [nama-nama yang
terbaik] dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah
pula merendahkannya [1] dan carilah jalan tengah di antara kedua itu"
(110)
|
c) Firman
Alloh SWT mengenai infaq:
وَلَا تَجۡعَلۡ يَدَكَ مَغۡلُولَةً
إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبۡسُطۡهَا كُلَّ ٱلۡبَسۡطِ فَتَقۡعُدَ مَلُومً۬ا
مَّحۡسُورًا (٢٩)
|
Artinya :
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu
dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya [2] karena itu kamu menjadi tercela
dan menyesal. (29)”
|
d) Firman
Allah mengenai nafkah
وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُواْ لَمۡ
يُسۡرِفُواْ وَلَمۡ يَقۡتُرُواْ وَڪَانَ بَيۡنَ ذَٲلِكَ قَوَامً۬ا (٦٧)
|
Artinya :
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan [harta], mereka
tidak berlebih-lebihan, dan tidak [pula] kikir, dan adalah [pembelanjaan itu]
di tengah-tengah antara yang demikian. (67)”
|
3. Amtsal
Mursalah
Yang
dimaksud amtsal mursalah adalah
kalimatkalimat bebas yang tidak menggunakan lafaz tasybih secara jelas. Tetapi
kalimatkalimat itu berlaku sebagai masal.[4]. Contoh amtsal mursalah
diantaranya:
a) Q.S
Yusuf:51
قَالَ مَا خَطۡبُكُنَّ إِذۡ
رَٲوَدتُّنَّ يُوسُفَ عَن نَّفۡسِهِۦۚ قُلۡنَ حَـٰشَ لِلَّهِ مَا عَلِمۡنَا
عَلَيۡهِ مِن سُوٓءٍ۬ۚ قَالَتِ ٱمۡرَأَتُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡـَٔـٰنَ حَصۡحَصَ
ٱلۡحَقُّ أَنَا۟ رَٲوَدتُّهُ ۥ عَن نَّفۡسِهِۦ وَإِنَّهُ ۥ لَمِنَ
ٱلصَّـٰدِقِينَ (٥١)
|
Artinya :
“Raja
berkata [kepada wanita-wanita itu]: "Bagaimana keadaanmu [1] ketika kamu
menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya [kepadamu]?" Mereka berkata:
Maha Sempurna Allah, kami tiada mengetahui sesuatu keburukan daripadanya.
Berkata isteri Al Aziz: "Sekarang
jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan
dirinya [kepadaku], dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang
benar." (51)
|
b) Q.S
Hud : 81
قَالُواْ يَـٰلُوطُ إِنَّا رُسُلُ
رَبِّكَ لَن يَصِلُوٓاْ إِلَيۡكَۖ فَأَسۡرِ بِأَهۡلِكَ بِقِطۡعٍ۬ مِّنَ
ٱلَّيۡلِ وَلَا يَلۡتَفِتۡ مِنڪُمۡ أَحَدٌ إِلَّا ٱمۡرَأَتَكَۖ إِنَّهُ ۥ
مُصِيبُہَا مَآ أَصَابَہُمۡۚ إِنَّ مَوۡعِدَهُمُ ٱلصُّبۡحُۚ أَلَيۡسَ
ٱلصُّبۡحُ بِقَرِيبٍ۬ (٨١)
|
Artinya :
“Para
utusan [malaikat] berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah
utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu,
sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di
akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal[4],
kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka
karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?".
(81)
|
c) Q.S
Fatir:43
ٱسۡتِكۡبَارً۬ا فِى ٱلۡأَرۡضِ
وَمَكۡرَ ٱلسَّيِّىِٕۚ وَلَا يَحِيقُ ٱلۡمَكۡرُ ٱلسَّيِّئُ إِلَّا بِأَهۡلِهِۚۦ
فَهَلۡ يَنظُرُونَ إِلَّا سُنَّتَ ٱلۡأَوَّلِينَۚ فَلَن تَجِدَ لِسُنَّتِ
ٱللَّهِ تَبۡدِيلاً۬ۖ وَلَن تَجِدَ لِسُنَّتِ ٱللَّهِ تَحۡوِيلاً (٤٣)
|
Artinya :
“karena
kesombongan [mereka] di muka bumi dan karena rencana [mereka] yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan
menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang
mereka nanti-nantikan melainkan [berlakunya] sunnah [Allah yang telah
berlaku] kepada orang-orang yang terdahulu [1]. Maka sekali-kali kamu tidak
akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak [pula]
akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu. (43)”
|
d) “Kamu
kira mereka itu bersatu sedang hati mereka terpecah belah.” (QS AlHasyr:14)
لَا يُقَـٰتِلُونَڪُمۡ جَمِيعًا
إِلَّا فِى قُرً۬ى مُّحَصَّنَةٍ أَوۡ مِن وَرَآءِ جُدُرِۭۚ بَأۡسُهُم
بَيۡنَهُمۡ شَدِيدٌ۬ۚ تَحۡسَبُهُمۡ جَمِيعً۬ا وَقُلُوبُهُمۡ شَتَّىٰۚ ذَٲلِكَ
بِأَنَّهُمۡ قَوۡمٌ۬ لَّا يَعۡقِلُونَ (١٤)
|
Artinya :
“Mereka
tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam
kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara
sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu
kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian
itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti.” (14)
|
D. Shighot Amsalil
Qur’an
Sighat
Amtsalil Qur’an terdiri dari beberapa bentuk :
a. Sighat
Tasybih Yang Jelas (Tasybih Ashsharih),
yaitu
sighat atau bentuk perumpamaan yang jelas, didalamnya terungkap kata-kata mastsal
(perumpamaan). Contohnya seperti ayat 24 surah Yunus :
إِنَّمَا مَثَلُ ٱلۡحَيَوٰةِ
ٱلدُّنۡيَا كَمَآءٍ أَنزَلۡنَـٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخۡتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ
ٱلۡأَرۡضِ مِمَّا يَأۡكُلُ ٱلنَّاسُ وَٱلۡأَنۡعَـٰمُ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَخَذَتِ
ٱلۡأَرۡضُ زُخۡرُفَهَا وَٱزَّيَّنَتۡ وَظَنَّ أَهۡلُهَآ أَنَّہُمۡ قَـٰدِرُونَ
عَلَيۡہَآ أَتَٮٰهَآ أَمۡرُنَا لَيۡلاً أَوۡ نَہَارً۬ا فَجَعَلۡنَـٰهَا
حَصِيدً۬ا كَأَن لَّمۡ تَغۡنَ بِٱلۡأَمۡسِۚ كَذَٲلِكَ نُفَصِّلُ ٱلۡأَيَـٰتِ
لِقَوۡمٍ۬ يَتَفَڪَّرُونَ (٢٤)
|
Artinya:
“Sesungguhnya
perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air [hujan] yang Kami
turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu
tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang
ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai
[pula] perhiasannya [1], dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasainya [2], tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau
siang, lalu Kami jadikan [tanaman tanamannya] laksana tanam-tanaman yang sudah
disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami
menjelaskan tanda-tanda kekuasaan [Kami] kepada orang-orang yang berfikir.”
(24)
|
Dalam
ayat tersebut jelas tampak adanya lafal almatsal yang berarti perumpamaan.
Dalam kalimat “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti
air (hujan) yang kami turunkan dari langit.”
b. Sighat
tasybih yang terselubung (tasybih adhdhimni),
yaitu
sighat atau bentuk perumpamaan yang terselubung atau tersembunyi, di dalam perumpamaan
itu tidak terdapat kaa alamtsal, tetapi perumpamaan itu diketahui dari segi artinya.
Contoh QS. Al Hujarat ayat 12
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٌ۬ۖ وَلَا
تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُڪُمۡ أَن
يَأۡڪُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتً۬ا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ
إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (١٢)
|
Artinya :
“Hai orang-orang
yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang
lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah
salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”(12)
|
Dalam
ayat tersebut tidak terdapat katakata almatsal
(perumpamaan), tetapi arti itu jelas menerangkan perumpaman , yaitu mengumpamamakan
menggunjing orang lain yang disamakan dengan makan daging bangkai teman sendiri
yang terdapat dalam kalimat “Dan janganlah sebagian dari kalian menggunjing
sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kalian memakan daging
saudaranya yang sudah mati ? maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya.”
c. Sighat
majaz mursal,
yaitu
sighat dengan bentuk perumpamaan yang bebas, tidak terikat dengan asal
ceritanya. Contohya seperti dalam ayat 73 Surat Al_hajj
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ضُرِبَ
مَثَلٌ۬ فَٱسۡتَمِعُواْ لَهُ ۥۤۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ
ٱللَّهِ لَن يَخۡلُقُواْ ذُبَابً۬ا وَلَوِ ٱجۡتَمَعُواْ لَهُ ۥۖ وَإِن
يَسۡلُبۡہُمُ ٱلذُّبَابُ شَيۡـًٔ۬ا لَّا يَسۡتَنقِذُوهُ مِنۡهُۚ ضَعُفَ
ٱلطَّالِبُ وَٱلۡمَطۡلُوبُ (٧٣)
|
Artinya:
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah
olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah
sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu
untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka,
tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang
menyembah dan amat lemah [pulalah] yang disembah.” (73)
|
d. Sighat
majaz Murakkab,
yaitu
sighat dengan bentuk perumpamaan ganda yang segi persamaanya diambil dari dua hal
yang berkaitan, dimana kaitanya adalah perserupamaan yang telah biasa digunakan
dalam ucapan seharihari yang berasal dari isti’arah tamtsiliyah. Contohnya
seperti melihat orangyang raguragu akan pergi atau tidak, maka diucapkan saya
lihat kamu itu maju mundur saja. Dalam alqur’an contohnya seperti dalam QS Al –
jum’at ayat 5 :
مَثَلُ ٱلَّذِينَ حُمِّلُواْ
ٱلتَّوۡرَٮٰةَ ثُمَّ لَمۡ يَحۡمِلُوهَا كَمَثَلِ ٱلۡحِمَارِ يَحۡمِلُ
أَسۡفَارَۢاۚ بِئۡسَ مَثَلُ ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِ
ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ لَا يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (٥)
|
Artinya :
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat
kemudian mereka tiada memikulnya [1] adalah seperti keledai yang membawa
kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan
ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
(5)
|
Disini
keadaan keledai yang tidak bisa memanfaatkan buku dengan baik, padahal dia yang
membawa buku yang tebaltebal itu.
e. Sighat
isyti’arah tamtsisiliyyah
Dengan
bentuk perumpamaan sampiran atau lirik bentuk ini hamper sama dengan majas murokkab,
karena memang merupakan asalnya. Contohnya dalam alqur’an seperti daam ayat 24
QS Yunus ayat 24
إِنَّمَا مَثَلُ ٱلۡحَيَوٰةِ
ٱلدُّنۡيَا كَمَآءٍ أَنزَلۡنَـٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخۡتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ
ٱلۡأَرۡضِ مِمَّا يَأۡكُلُ ٱلنَّاسُ وَٱلۡأَنۡعَـٰمُ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَخَذَتِ
ٱلۡأَرۡضُ زُخۡرُفَهَا وَٱزَّيَّنَتۡ وَظَنَّ أَهۡلُهَآ أَنَّہُمۡ قَـٰدِرُونَ
عَلَيۡہَآ أَتَٮٰهَآ أَمۡرُنَا لَيۡلاً أَوۡ نَہَارً۬ا فَجَعَلۡنَـٰهَا
حَصِيدً۬ا كَأَن لَّمۡ تَغۡنَ بِٱلۡأَمۡسِۚ كَذَٲلِكَ نُفَصِّلُ ٱلۡأَيَـٰتِ
لِقَوۡمٍ۬ يَتَفَڪَّرُونَ (٢٤)
|
Artinya :
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah
seperti air [hujan] yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan
suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan
manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna
keindahannya, dan memakai [pula] perhiasannya [1], dan pemilik-pemiliknya
mengira bahwa mereka pasti menguasainya [2], tiba-tiba datanglah kepadanya
azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan [tanaman tanamannya]
laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh
kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan [Kami] kepada
orang-orang yang berfikir.” (24)
|
E. Faedah-Faedah
Amtsal AlQur’an
Faedah-faedah amsal al qur’an diantaranya :
1. Menonjolkan
sesuatu ma’qul yaitu Pengungkapan pengertian abstrak dengan bentuk konkret yang
dapat ditangkap inderaitu mendorong akal manusia dapat mengerti ajaranajaran AlQur’an.
Contohnyaseperti dalam ayat 264 surah Al Baqarah yang menggambarkan batalnya
pahala sedekah yang diserupakan dengan hilangnya debu di atas batu akibat
disiram air hujan deras.
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
لَا تُبۡطِلُواْ صَدَقَـٰتِكُم بِٱلۡمَنِّ وَٱلۡأَذَىٰ كَٱلَّذِى يُنفِقُ
مَالَهُ ۥ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ
ٱلۡأَخِرِۖ فَمَثَلُهُ ۥ كَمَثَلِ صَفۡوَانٍ عَلَيۡهِ تُرَابٌ۬
فَأَصَابَهُ ۥ وَابِلٌ۬ فَتَرَڪَهُ ۥ صَلۡدً۬اۖ لَّا يَقۡدِرُونَ
عَلَىٰ شَىۡءٍ۬ مِّمَّا ڪَسَبُواْۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِى ٱلۡقَوۡمَ
ٱلۡكَـٰفِرِينَ (٢٦٤)
|
Artinya
:
“Hai
orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan [pahala] sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti [perasaan si penerima], seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang
di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah
dia bersih [tidak bertanah]. Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang
mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir [4].” (264)
|
2. Matsalil Qur’an dapat mengungkapkan kenyataan
dan bisa mengkonkretkan hal yangabstrak. Contohnya seperti dalam ayat 275 surah
Al-Baqarah yang mengumpamakan orang-orang makan riba yang ditipu oleh hawa
nafsunya, itu diserupakan dengan orang yang sempoyongan karena kesurupan setan.
ٱلَّذِينَ يَأۡڪُلُونَ ٱلرِّبَوٰاْ
لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِى يَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ مِنَ
ٱلۡمَسِّۚ ذَٲلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡبَيۡعُ مِثۡلُ
ٱلرِّبَوٰاْۗ وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰاْۚ فَمَن
جَآءَهُ ۥ مَوۡعِظَةٌ۬ مِّن رَّبِّهِۦ فَٱنتَهَىٰ فَلَهُ ۥ مَا
سَلَفَ وَأَمۡرُهُ ۥۤ إِلَى ٱللَّهِۖ وَمَنۡ عَادَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ
أَصۡحَـٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيہَا خَـٰلِدُونَ (٢٧٥)
|
Artinya
:
“Orang-orang
yang makan [mengambil] riba [1] tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran [tekanan] penyakit gila [2].
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
[berpendapat], sesungguhnya jual-beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti [dari mengambil riba],
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu [3] [sebelum datang larangan];
dan urusannya [terserah] kepada Allah. Orang yang mengulangi [mengambil
riba], maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.” (275)
|
3. Matsalil
Qur’an dapat mengumpulkan makna indah yang menarik dalam ungkapanyang singkat
padat. Contohnya seperti amsal kamimah dan amsal mursalah
4. Mendorong
orang giat beramal melakukan halhalyang dijadikan perumpamaan yang menarik
dalam AlQur’an. Contohnya seperti dalam ayat 261 surah Al-Baqarah, yangbisa
mendorong orang giat bersedekah atau memberi nafkah.
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ
أَمۡوَٲلَهُمۡ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ
سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ۬ مِّاْئَةُ حَبَّةٍ۬ۗ وَٱللَّهُ يُضَـٰعِفُ
لِمَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ وَٲسِعٌ عَلِيمٌ (٢٦١)
|
Artinya
:
“Perumpamaan [nafkah yang dikeluarkan oleh] orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah [2] adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah
melipat gandakan [ganjaran] bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha
Luas [karunia-Nya] lagi Maha Mengetahui.” (261)
|
5. Menghindarkan
/ menjauhkan (tanfir dari no 4) orang
dari perbuatan tercela yang dijadikan perumpamaan dalam AlQur’an,setelah
dipahami kejelekan perbuatan tersebut. Contohnya ayat 12 surah AlHujarat, yang
bisa menghindarkan orang dari
menggunjing orang lain. “ Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian
yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya
yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya.
6. Memberikan
pujian kepada pelaku, seperti disebutkan dalam firman Allah pada suratAlFath (48)
ayat 29
مُّحَمَّدٌ۬ رَّسُولُ ٱللَّهِۚ
وَٱلَّذِينَ مَعَهُ ۥۤ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلۡكُفَّارِ رُحَمَآءُ
بَيۡنَہُمۡۖ تَرَٮٰهُمۡ رُكَّعً۬ا سُجَّدً۬ا يَبۡتَغُونَ فَضۡلاً۬ مِّنَ
ٱللَّهِ وَرِضۡوَٲنً۬اۖ سِيمَاهُمۡ فِى وُجُوهِهِم مِّنۡ أَثَرِ ٱلسُّجُودِۚ
ذَٲلِكَ مَثَلُهُمۡ فِى ٱلتَّوۡرَٮٰةِۚ وَمَثَلُهُمۡ فِى ٱلۡإِنجِيلِ كَزَرۡعٍ
أَخۡرَجَ شَطۡـَٔهُ ۥ فَـَٔازَرَهُ ۥ فَٱسۡتَغۡلَظَ فَٱسۡتَوَىٰ
عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعۡجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِہِمُ ٱلۡكُفَّارَۗ وَعَدَ
ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ مِنۡہُم مَّغۡفِرَةً۬
وَأَجۡرًا عَظِيمَۢا (٢٩)
|
Artinya
:
“Muhammad itu
adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat
mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda
mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud [1], Demikianlah
perumpamaan (masal) mereka dalam taurat dan perumpamaan (masal) mereke dalam
injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah ia dan tegak lurus di atas
pokoknya. Tanaman itu menyenangkan hati penanampenanamnya, karena Allah
hendak menjengkelkan hati orangorang kafir (dengan kekuatan orangorang
mukmin).” (QS AlFath: 29).
|
7. Amtsal
lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat,lebih
kuatdalam memberikan peringatan, dan lebih dapat memuaskan hati. Allah banyak menyebut
amtsal di dalam AlQur’an untuk peringatan dan pelajaran.:
وَلَقَدۡ ضَرَبۡنَا لِلنَّاسِ فِى
هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ مِن كُلِّ مَثَلٍ۬ لَّعَلَّهُمۡ يَتَذَكَّرُونَ (٢٧)
|
Artinya
:
“Sesungguhnya
telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Qur’an ini setiap macam perumpamaan
supaya mereka dapat pelajaran.” (27)
|
وَتِلۡكَ ٱلۡأَمۡثَـٰلُ نَضۡرِبُهَا
لِلنَّاسِۖ وَمَا يَعۡقِلُهَآ إِلَّا ٱلۡعَـٰلِمُونَ (٤٣)
|
Artinya :
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk
manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (43)
|
Dari
berbagai faedah ayat-ayat amtsal AlQur’an maka dapat dikatakan bahwa tujuan dari
amtsal adalah :
a) Agar
manusia menjadikannya sebagai pelajaran dan bahan renungan dalam arti contoh yang
baik.
b) Untuk
dijadikan sebagai teladan yang baik dan perumpamaan yang jelek sedapat mungkin
dihindari.
c) Agar
manusia menjadikannya sebagai pelajaran dan bahan renungan sehingga
merekaterbimbing ke jalan yang benar demi meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
F. Pendapat Ulama
Tentang Membuat Amtsal Dengan Al-Qur’an?
Telah
menjadi kebiasaan menyebutkan amsal / perumpamaan ditempat-tempat atau kondisinya yang
serupa dengan kejadian tersebut,
meskipun bentuk kata-kata ini berlaku dalam perkataan manusia yang berlaku
seperti perumpamaan tetapi para ulama memakruhkan dan tidak menyukai penggunaan
ayat Al Qur’an sebagai masal dalam kehidupan duniawi hal ini demi menjaga keagungan dan keindahan Al
Qur’an didalam jiwa kaum mu’minin. Seperti pendapat Ibnu Syihab Az-Zuhri yang
mengatakan “janganlah engkau menadingi Al Qur’an ataupun Sunah Rosululloh SAW”
dengan maksud tidak boleh menjadikan perkataaan perbuatan apapun untuk
menandingi Al Qur’an.
BAB III
KESIMPULAN
Ø Amtsal
adalah bentuk jamak dari masal. Kata masal, misl dan masil adalah sama dengan syabah, syibh dan syabih, baik lafaz maupun
maknanya.
Ø Alloh SWT membuat ayat –ayat amtsal
adalah agar manusia mendapat pelajaran / pendidikan dari suatu perumpamaan
dengan cara berfikir dan mencari tahu apa maksud yang terkandung didalam ayat
ayat perumpamaan tersebut.
Ø Ada
beberapa MacamMacamAmtsal AlQur’anyaitu amtsal musharrahah, amtsal kaminah dan
amtsal mursalah.
Ø Shighot
shighot amtsal AlQur’an yaitu Sighat tasybih yang jelas (tasybih ashsharih),
Sighat tasybih yang terselubung (tasybih adhdhimni),Sighat majaz mursal, Sighat
majaz Murakkab, dan Sighat isyti’arah tamtsisiliyyah.
Ø Faedah
Faedah amtsal AlQur’an yaitu
·
Agar manusia
menjadikannya sebagai pelajaran dan bahan renungan dalam arti contoh yang baik.
·
Untuk dijadikan sebagai
teladan yang baik dan perumpamaan yang jelek sedapat mungkin dihindari
·
Agar manusia
menjadikannya sebagai pelajaran dan bahan renungan sehingga mereka terbimbing
ke jalan yang benar demi meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ø Para
ulama sepakat bahwa memakruhkan & tidak menyukai penggunaan ayat Al Qur’an
sebagai masal dalam kehidupan duniawi
hal ini demi menjaga keagungan dan keindahan Al Qur’an didalam jiwa kaum
mu’minin
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qaththan, Syaikh Manna’, .Dasar-Dasar Ilmu AlQur’an,,ummul qura, 2017
Al Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an,PustakaLitera AntarNusa: Jakarta.2016
Departemen Agama RI,, Al Qur’an Dan Terjemahnya, Jakarta, 2005
Http://kamusbahasaindonesia.org/amtsal
Http://nasrikurnialloh.blogspot.co.id/2013/04/amtsa-al-quran.html
Literatur
[1] Http://kamusbahasaindonesia.org/amtsal
[2] Al-Qaththan,
Syaikh Manna’, .Dasar-Dasar Ilmu AlQur’an,,ummul qura, 2017
hal. 442
[3] Al
Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an,PustakaLitera AntarNusa: Jakarta.2016 hal. 402
[4] Al-Qaththan, Syaikh Manna’, .Dasar-Dasar Ilmu AlQur’an,,ummul qura, 2017
hal. 445
[5] Al Qattan,
Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an,PustakaLitera
AntarNusa: Jakarta.2016 hal. 405
[7] Al Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an,PustakaLitera AntarNusa: Jakarta.2016 hal. 407
Download Filenya (Word) di bawah ini:
https://drive.google.com/open?id=0BwlU1tgFh0staEdKcDhRWnp5Zm8