Tujuan dan Faedah Mempelajari Ilmu Akhlak

        Salah satu dari tujuan dan faedah mempelajari akhlak dan Ilmu Akhlak adalah dengan Ilmu Akhlak diharapkan manusia menyadari bagaimana wajib mereka hidup, bukan bagaimana mereka hidup. Manusia mampu menyelidiki gerak jiwanya, perkataan dan perbuatan apa yang dibiasakannya, sampai mampu menemukan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk. Demikian pula dengan Ilmu Akhlak, diharapkan manusia mampu menyelidiki aturan-aturan yang menguasai perbuatannya dan menyelidiki tujuan akhir bagi dirinya.

Pelajaran akhlak sebenarnya merupakan perincian dari pada takwa sebagai hiasan penerapan akidah dan ibadah. Dengan mempelajari akhlak, diharapkan manusia terbiasa melakukan yang baik dikerjakan dan yang buruk ditinggalkan dengan tetap menuju mardat Allah. Perbuatan ini menyangkut dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. Artinya setelah manusia mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk itu kemudian diresapkan di dalam hati sehingga pengalamannya akan timbul dari kesadaran sendiri bukan paksaan dari luar, dan merasakan bahwa dirinya sebagai makhluk pribadi dan sekaligus makhluk sosial.
Berkenaan dengan manfaat mempelajari Ilmu Akhlak ini, Ahmad Amin mengatakan sebagai berikut :

Tujuan mempelajari Ilmu Akhlak dan permasalahannya menyebabkan kita dapat menetapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk perbuatan buruk, membayar utang kepada pemiliknya termasuk baik, sedangkan mengingkari utang termasuk perbuatan buruk.[1]

Selanjutnya Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu, ialah untuk membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima Nur Cahaya Tuhan.[2]
Uraian di atas tersebut memberikan petunjuk bahwa Ilmu Akhlak berfungsi memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai dan menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang baik atau yang buruk. Oleh karena itu seseorang yang mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan yang baik dan buruk itu, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan terdorong untuk melakukannya dan mendapatkan manfaat dan keuntungan darinya, atau perbuatan yang buruk dan akan terdorong untuk meninggalkannya sehingga ia akan terhindar dari bahaya yang menyesatkannya.
Selain itu Ilmu Akhlak juga akan berguna secara efektif dalam upaya membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat. Diketahui bahwa manusia memiliki jasmani dan rohani. Jasmani dibersihkan secara lahiriah melalui fikih, sedangkan rohani dibersihkan secara batiniah melalui akhlak. Jika ini tercapai, maka manusia akan memiliki kebersihan batin yang pada gilirannya melahirkan perbuatan yang terpuji. Dari perbuatan yang terpuji ini akan lahirlah keadaan masyarakat yang damai, harmonis, rukun, sejahtera lahir dan batin, yang memungkinkan ia dapat beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat.
Ilmu akhlak atau akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia di segala bidang. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang dia miliki itu akan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan dan sebagainya namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya itu akan disalahgunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana di muka bumi ini. Na’udzu bi Allah min dzalika.
Jelaslah bahwa faedah akhlak itu bukan hanya dirasakan manusia dalam kehidupan perseorangan, tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat, dan bernegara. Manusia tanpa akhlak akan kehilangan derajat kemanusiaannya, bahkan akan lebih rendah derajatnya dari pada binatang.
Memang naluri manusia yang paling kuat adalah ingin mempertahan-kan hidupnya di dunia ini, meskipun disadarinya bahwa hidup di dunia ini terbatas, karena setiap manusia akan merasakan mati. Lebih dari itu dan yang membedakannya dengan binatang, bahwa setiap manusia ingin mencapai kehidupan yang lebih baik dari masa mendatang, meskipun juga kehidupan yang lebih baik adalah relatif. Dengan akalnya manusia dapat menyediakan pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan untuk jangka waktu yang cukup lama, dan mampu meningkatkan segala kebutuhannya itu baik kuantitasnya maupun kualitasnya tidak seperti halnya binatang, cu-kuplah terpenuhi keinginannya pada waktu itu saja.
Kenyataan seringkali timbul dalam mengejar keinginannya itu manusia kurang memperhatikan kepentingan orang lain, sehingga ia bertindak sewe-nang-wenang. Tindakan demikian sebenarnya tidak sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial, di mana satu sama lain saling memerlukan kerja sama dan bantuan masing-masing.
Apabila aktifitas akal manusia tidak dibimbing dengan akhlak maka kekacauan dalam masyarakat tidak dapat dibendung lagi. Karena akal dan modal tanpa moral, bukan akan mensejahterakan manusia, namun sebaliknya dapat menghancurkan masyarakat. Akan timbul kerusakan di darat maupun di laut, karena ulah manusia yang tidak bermoral. Dengan mempelajari, memahami dan menghayati serta mengamalkan petunjuk dalam Ilmu Akhlak inilah diharapkan manusia mampu mengendalikan diri, memperhatikan kepentingan orang lain, penuh tenggang rasa, dan timbulnya rasa persatuan dan kesatuan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Tentu saja kesemuanya ini memerlukan penanaman iman dan peningkatan taqwa.
Apabila suatu umat atau bangsa telah tinggi ilmunya namun akhlaknya lenyap dari masing-masing pribadinya, maka kehidupannya akan kacau balau, masyarakat akan jadi berantakan, sebab kekacauan dan kejahatan tidak dapat diobati dengan ilmu saja. Perhatikan sya’ir Syauqi Bek yang artinya:

“Sesungguhnya bangsa itu jaya selama mereka masih mempunyai akhlak yang mulia. Apabila akhlak (yang baik) telah hilang, maka hancurlah bangsa itu.”

Untuk menghindarkan dari kehancurannya suatu bangsa, berikhtiar dan berdo’a agar akhlak baik itu dikenal, difahami, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh warganya, orang tua bagi anak-anaknya, dan para pemimpin bagi para bawahannya. Kita perhatikan firman Allah Swt dalam surat Al-Ra’d ayat 11 yang artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki kehancuran suatu kaum, maka tidak ada yang sanggup mencegahnya. Dan tiada pelindung mereka selain Allah.

Ilmu akhlak ini diperlukan dalam rangka memberantas penyakit kejahatan, kekejian, kemungkaran, kedzaliman, kemaksiatan, pemerasan dan gejala-gejala keburukan lainnya yang ada pada diri manusia.


[1] Ahmad Amin. Kitab al-Akhlaq … hal. 1.
[2] Mustafa Zahri. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. (Surabaya: Bina Ilmu. 1995). hal. 67.

Baca Juga Artikel Di Bawah Ini:

Komentar Facebook
0 Komentar Blogger
Twitter

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Ayo tinggalkan jejak anda berupa komentar disini !!! karena komentar anda sangat berarti sekali demi kemajuan blog ini.

Panduan Memberi Komentar
1.Masukan komentar anda
2.Lalu pada kata 'beri komentar sebagai' , pilih account yang anda punya, bagi yang belum mempunyai account pilih Name/url, isi nama anda dan Kosongkan URL atau isi dengan alamat facebook anda(untuk mengetahui alamat facebook anda silahkan login ke facebook dan pilih profile anda, anda dapat melihat alamat Facebook anda di atas, contoh alamat Facebook punya saya http://www.facebook.com/profile.php?id=1823916177
3.dan kemudian Publikasikan
4.Selesai dan anda tinggal menunggu komentar anda muncul
Semoga bermanfa'at.

 
Selamat Datang di www.gudangmaterikuliah.blogspot.co.id(Kumpulan Materi Kuliah Jurusan PAI/Pendidikan Agama Islam). Terima Kasih Atas Kunjungannya. Kunjungi juga website kami di www.indoking.net(Kumpulan berbagai macam informasi terlengkap,terhits dan terupdates 2016)Terimakasih.