Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan
bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak
anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika
dilahirkan. Empirisme lahir di Inggris dengan tiga eksponennya adalah David
Hume, George Berkeley dan John Locke.
Empirisme secara etimologis berasal dari kata bahasa
Inggris empiricism dan experience.13 Kata-kata ini berakar dari
kata bahasa Yunani έμπειρία (empeiria) dan dari kata experietia
yang berarti “berpengalaman dalam”, “berkenalan dengan”, “terampil
untuk”. Sementara menurut A.R. Lacey berdasarkan akar katanya Empirisme
adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa pengetahuan secara
keseluruhan atau parsial didasarkan kepada pengalaman yang menggunakan
indera.
Selanjutnya secara terminologis terdapat beberapa
definisi mengenai Empirisme, di antaranya: doktrin bahwa sumber seluruh
pengetahuan harus dicari dalam pengalaman, pandangan bahwa semua ide merupakan
abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami, pengalaman
inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal. Menurut aliran
ini adalah tidak mungkin untuk mencari pengetahuan mutlak dan mencakup semua
segi, apalagi bila di dekat kita terdapat kekuatan yang dapat dikuasai untuk
meningkatkan pengetahuan manusia, yang meskipun bersifat lebih lambat namun
lebih dapat diandalkan.
Kaum empiris cukup puas dengan mengembangkan sebuah
sistem pengetahuan yang mempunyai peluang besar untuk benar, meskipun kepastian
mutlak tidak akan pernah dapat dijamin. Kaum empiris memegang teguh pendapat
bahwa pengetahuan manusia dapat diperoleh lewat pengalaman. Jika kita sedang
berusaha untuk meyakinkan seorang empiris bahwa sesuatu itu ada, dia
akan berkata “tunjukkan hal itu kepada saya”. Dalam persoalan mengenai fakta
maka dia harus diyakinkan oleh pengalamannya sendiri. Jika kita mengatakan
kepada dia bahwa seekor harimau di kamar mandinya, pertama dia minta kita untuk
menjelaskan bagaimana kita dapat sampai kepada kesimpulan tersebut. Jika
kemudian kita mengatakan bahwa kita melihat harimau tersebut di dalam kamar
mandi, baru kaum empiris akan mau mendengar laporan mengenai pengalaman kita,
namun dia hanya akan menerima hal tersebut jika dia atau orang lain dapat
memeriksa kebenaran yang kita ajukan, dengan jalan melihat harimau itu dengan
mata kepalanya sendiri.
Seperti juga pada Rasionalisme, maka pada Empirisme
pun terdapat banyak tokoh pendukungnya yang tidak kalah populernya. Tokoh-tokoh
dimaksud di antarnya adalah David Hume, John Locke dan Bishop Berkley.
Ajaran-ajaran pokok empirisme yaitu:
1. Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan
abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami.
2. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber
pengetahuan, dan bukan akal atau rasio.
3. Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung
pada data inderawi.
4. Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di
simpulkan secara tidak langsung dari data inderawi (kecuali beberapa kebenaran
definisional logika dan matematika).
5. Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita
pengetahuan tentang realitas tanpa acuan pada pengalaman inderawi dan
penggunaan panca indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk mengolah bahan
bahan yang di peroleh dari pengalaman.
6. Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui
bahwa pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.
Tokoh-Tokoh Empirisme
Aliran empirisme dibangun oleh Francis Bacon
(1210-1292) dan Thomas Hobbes (1588-1679), namun mengalami sistematisasi pada
dua tokoh berikutnya, John Locke dan David Hume.
Ia lahir tahun 1632 di Bristol Inggris dan wafat tahun
1704 di Oates Inggris. Ia juga ahli politik, ilmu alam, dan kedokteran.
Pemikiran John termuat dalam tiga buku pentingnya yaitu essay concerning human
understanding, terbit tahun 1600; letters on tolerantion terbit tahun
1689-1692; dan two treatises on government, terbit tahun 1690. Aliran ini
muncul sebagai reaksi terhadap aliran rasionalisme. Bila rasionalisme
mengatakan bahwa kebenaran adalah rasio, maka menurut empiris, dasarnya ialah
pengalaman manusia yang diperoleh melalui panca indera. Dengan ungkapan singkat
Locke :
Segala sesuatu berasal dari pengalaman inderawi, bukan budi (otak). Otak tak
lebih dari sehelai kertas yang masih putih, baru melalui pengalamanlah kertas
itu terisi.
Dengan demikian dia menyamakan pengalaman batiniah (yang bersumber dari akal
budi) dengan pengalaman lahiriah (yang bersumber dari empiri).
David Hume lahir di Edinburg Scotland tahun 1711 dan
wafat tahun 1776 di kota yang sama. Hume seorang nyang menguasai hukum, sastra
dan juga filsafat. Karya tepentingnya ialah an encuiry concercing humen
understanding, terbit tahun 1748 dan an encuiry into the principles of moral
yang terbit tahun 1751.
Pemikiran empirisnya terakumulasi dalam ungkapannya yang singkat yaitu I never
catch my self at any time with out a perception (saya selalu memiliki persepsi
pada setiap pengalaman saya).
Dari ungkapan ini Hume menyampaikan bahwa seluruh
pemikiran dan pengalaman tersusun dari rangkaian-rangkaian kesan (impression).
Pemikiran ini lebih maju selangkah dalam merumuskan bagaimana sesuatu
pengetahuan terangkai dari pengalaman, yaitu melalui suatu institusi dalam diri
manusia (impression, atau kesan yang disistematiskan ) dan kemudian menjadi
pengetahuan. Di samping itu pemikiran Hume ini merupakan usaha analisias agar
empirisme dapat di rasionalkan teutama dalam pemunculan ilmu pengetahuan yang
di dasarkan pada pengamatan “(observasi ) dan uji coba (eksperimentasi),
kemudian menimbulkan kesan-kesan, kemudian pengertian-pengertian dan akhirnya
pengetahuan, rangkaian pemikiran tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut:
Beberapa Jenis Empirisme
1. Empirio-Kritisisme
Disebut juga Machisme. ebuah aliran filsafat yang
bersifat subyaktif-idealistik. Aliran ini didirikan oleh Avenarius dan Mach.
Inti aliran ini adalah ingin “membersihkan” pengertian pengalaman dari konsep
substansi, keniscayaan, kausalitas, dan sebagainya, sebagai pengertian apriori.
Sebagai gantinya aliran ini mengajukan konsep dunia sebagai kumpulan jumlah elemen-elemen
netral atau sensasi-sensasi (pencerapan-pencerapan). Aliran ini dapat dikatakan
sebagai kebangkitan kembali ide Barkeley dan Hume tatapi secara
sembunyi-sembunyi, karena dituntut oleh tuntunan sifat netral filsafat. Aliran
ini juga anti metafisik.
2. Empirisme Logis
Analisis logis Modern dapat diterapkan pada
pemecahan-pemecahan problem filosofis dan ilmiah. Empirisme Logis berpegang
pada pandangan-pandangan berikut :
a. Ada batas-batas bagi Empirisme. Prinsip system logika formal dan prinsip kesimpulan
induktif tidak dapat dibuktikan dengan mengacu pada pengalaman.
b. Semua proposisi yang benar dapat dijabarkan (direduksikan) pada
proposisi-proposisi mengenai data inderawi yang kurang lebih merupakan data
indera yang ada seketika
c. Pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat kenyataan yang terdalam pada dasarnya
tidak mengandung makna.
3. Empiris Radikal
Suatu aliran yang berpendirian bahwa semua pengetahuan
dapat dilacak sampai pada pengalaman inderawi. Apa yang tidak dapat dilacak
secara demikian itu, dianggap bukan pengetahuan. Soal kemungkinan melawan
kepastian atau masalah kekeliruan melawan kebenaran telah menimbulkan banyak
pertentangan dalam filsafat. Ada pihak yang belum dapat menerima pernyataan
bahwa penyelidikan empiris hanya dapa memberikan kepada kita suatu pengetahuan
yang belum pasti (Probable). Mereka mengatakan bahwa pernyataan- pernyataan
empiris, dapat diterima sebagai pasti jika tidak ada kemungkinan untuk
mengujinya lebih lanjut dan dengan begitu tak ada dasar untukkeraguan. Dalam
situasi semacam iti, kita tidak hanya berkata: Aku merasa yakin (I feel
certain), tetapi aku yakin. Kelompok falibisme akan menjawab bahwa: tak ada
pernyataan empiris yang pasti karena terdapat sejumlah tak terbatas data
inderawi untuk setiap benda, dan bukti-bukti tidak dapat ditimba sampai habis
sama sekali.
Metode filsafat ini butuh dukungan metode filsafat
lainnya supaya ia lebih berkembang secara ilmiah. Karena ada
kelemahan-kelemahan yang hanya bisa ditutupi oleh metode filsafat lainnya.
Perkawinan antara Rasionalisme dengan Empirisme ini dapat digambarkan dalam
metode ilmiah dengan langkah-langkah berupa perumusan masalah, penyusunan
kerangka berpikir, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis dan penarikan
kesimpulan.
Sumber: Adian, Donny Gahral, 2002, Menyoal
Objektivisme Ilmu Pengetahuan dari David Hume Sampai Thomas Kuhn, Teraju,
Jakarta, Wikipedia.com.
Baca Juga Artikel Di Bawah Ini: