SPPKB merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam SPPKB, materi pelajaran
tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi, siswa dibimbing untuk
menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus
menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Dalam pola pembelajaran SPPKB,
guru memanfaatkan pengalaman siswa sebagai titik tolak berpikir.
A. Hakikat dan Pengertian Strategi
Pembelajaran Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran kemampuan
berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan
berpikir siswa melalui telaah, fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan
untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Terdapat beberapa hal
yang terkandung dalam pengertian di atas :
1.
SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan
kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah bukan
sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana
siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan
berbahasa secara verbal.
2.
Telaah fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan
dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide
didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari atau
berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka
terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan
sehari-hari.
3.
Sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan
masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
Strategi pembelajaran kemampuan berpikir
merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan
peningkatan kemampuan berpikir siswa. Strategi tersebut bukan hanya sekedar model pembelajaran yang
diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data,fakta
atau konsep, akan tetapi bagaimana data, fakta dan konsep tersebut dapat
dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi
dan memecahkan masalah.
B.
Karakteristik
SPPKB
Sebagai strategi
pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, Strategi
Pembelajaran Kemampuan Berpikir memiliki
tiga karakteristik.
1.
Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses
mental siswa secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang hanya
menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas
siswa dalam proses berpikir.
Berkaitan dengan karakteristik
tersebut, maka dalam proses implementasi SPPKB perlu diperhatikan hal-hal :
a.
Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses
secara mental, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian pertama para
guru.
b.
Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif
siswa ketika merencanakan topik yang harus dipelajari serta metode apa yang
digunakan.
c.
Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal
ini guru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat hubungan antarbagian
yang dipelajari.
d.
Guru harus dapat membantu siswa belajar dengan memperlihatkan
bagaimana gagasan baru berhubungan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.
e.
Siswa harus secara aktif merespons apa yang mereka pelajari.
2.
SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab
secara terus menerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab itu
diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang
pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh
pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
3.
SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua
sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil
belajar diarahkan untuk mengkontruksi pengetahuan atau penguasaan materi
pembelajaran baru.
SPPKB menekankan
kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar. Hal ini sesuai dengan
hakikat SPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai obyek belajar yang hanya
duduk mendengarkan penjelasan guru, kemudian mencatat yang berhubungan dengan
penguasaan materi pelajaran dan mencatat untuk dihafalkan.
C.
Tahapan-tahapan pembelajaran SPPKB
Ada 6 tahap dalam SPPKB, sebagai
berikut :
1.
Tahap orientasi
Pada
tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan
pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan, pertama, penjelasan tujuan yang
harus dicapai, baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran
yang harus dicapai, maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran
atau kemampuan berpikir yang harus dimiliki oleh siswa. Kedua, penjelasan
proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa, yaitu penjelasan tentang apa
yang harus dilakukan siswa dalam setiap
tahapan proses pembelajaran.
2.
Tahap Pelacakan
Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan
untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau
pokok persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru
mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap pengalaman apa saja yang
telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan
berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana ia harus
mengembangkan dialog dan tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.
3.
Tahap Konfrontasi
Tahap konfrontasi
adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat
kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa
pada tahapan ini, guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang
memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuai dengan
tema atau topik itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan kemampuan dasar
atau pengalaman siswa. Tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog agar
siswa benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan.
4.
Tahap inkuiri
Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam
Strategi Pembelajaran Kemampuan Berpikir. Pada tahap inilah siswa belajar
berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri siswa diajak untuk
memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu guru harus memberikan ruang
dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan
persoalan.
5.
Tahap Akomodasi
Tahap akomodasi
adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpulan. Pada tahap
ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan
topic atau tema pembelajaran. Pada tahap
ini melalui dialog guru membimbing agar siswa dapat menyimpulkan apa yang
mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang dipermasalahkan. Tahap
akomodasi bisa juga dikatakan sebagai tahap pemantapan hasil belajar, sebab
pada tahap ini siswa diarahkan untuk mampu mengungkap kembali pembahasan yang
dianggap penting dalam proses pembelajaran.
6.
Tahap Transfer
Tahap transfer adalah
tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan.
Tahap transfer dimaksudkan agar siswa mampu menstransfer kemampuan berpikir
setiap siswa, untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru
memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topik pembahasan.
Berdasarkan
tahapan-tahapan yang telah dijelaskan, maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikan agar Strategi Pembelajaran Kemampuan Berfikir dapat berhasil
dengan sempurna khususnya bagi guru. Hal
tersebut dikemukan Sanjaya (2009:234) sebagai berikut:
1.
Strategi Pembelajaran
Kemampuan Berfikir adalah model pembelajaran yang bersifat demokratis,
oleh sebab itu guru harus mampu
menciptakan suasana yang terbuka dan saling
menghargai, sehingga setiap siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam
menyampaikan pengalaman dan gagasan. Dalam Strategi Pembelajaran Kemampuan Berfikir guru harus menempatkan siswa sebagai subyek belajar
bukan sebagai obyek .oleh sebab
itu, inisiatif pembelajaran harus muncul
dari siswa sebagai subyek belajar.
2.
Strategi
Pembelajaran Kemampuan Berfikir dibangun
dalam suasana tanya jawab, oleh sebab itu guru dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan bertanya, misalnya kemampuan bertanya untuk melacak,
kemampuan bertanya untuk memancing, bertanya induktif-deduktif, dan
mengembangkan pertanyaan terbuka dan tertutup. Hindari peran guru sebagai
sumber belajar yang memberikan informasi
tentang materi pelajaran.
3.
Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berfikir juga merupakan model pembelajaran yang
dikembangkan dalam suasana dialogis, karena itu guru harus mampu merangsang dan
membangkitkan keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan, menjelaskan,
membuktikan dengan memberikan data dan fakta sosial serta keberanian untuk
mengeluarkan ide dan gagasan serta menyusun kesimpulan dan mencari hubungan
antar aspek yang dipermasalahkan.
Perbedaan
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dengan Pembelajaran Konvensional
Adapun makna
dari pembelajaran konvensional disini
adalah pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru yaitu dimana siswa
ditempatkan sebagai obyek dalam pembelajaran yang hanya mendengar, mencatat,
setiap apa yang disampaikan oleh guru. Menurut Sanjaya (2009:231) ada beberapa
perbedaan pokok Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berfikir dengan pembelajaran yang selama ini banyak
dilakukan guru yaitu :
ü
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir
menempatkan peserta didik sebagai obyek belajar, artinya peserta didik beperan
aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menggali pengalamannya
sendiri, sedangkan dalam pembelajaran konvensional peserta didik ditempatkan
sebagai objek belajar yang berperan
sebagai pemberi informasi pasif.
ü
Dalam Strategi Pembelajaran Kemampuan Berfikir,
pembelajarannya dikaitkan dengan kehidupan nyata melalui penggalian pengalaman setiap siswa, sedangkan dalam
pembelajaran konvensional pembelajaran bersifat
teoritis dan abstrak.
ü
Dalam Strategi Pembelajaran Kemampuan Berfikir, perilaku
dibangun atas kesadaran sendiri, sesangkan dalam pembelajaran konvensional
perilaku dibangun atas proses kebiasaan.
ü
Dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir,
kemampuan didasarkan atas penggalian pengalaman, sedangkan dalam pembelajaran
konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan
ü
Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui Strategi
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir adalah kemampuan berpikir melalui proses menghubungkan antara pengalaman dengan
kenyataan, sedangkan dalam pembelajaran konvensional tujuan akhir adalah penguasaan materi pembelajaran
ü
Dalam Strategi Pembelajaran Kemampuan Berfikir, tindakan
atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri, misalnya individu tidak
melakukan perilaku tertentu karena ia
menyadari bahwa perilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat, sedangkan
dalam pembelajaran konvensional tindakan atau perilaku individu dalam
pembelajaran konvensional tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh
faktor dari luar dirinya,misalnya individu tidak melakukan sesuatu disebabkan
takut hukuman.
ü
Dalam Strategi Pembelajaran Kemampuan Berfikir, pengetahuan
yang dimiliki setiap individu selalu
berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap
peserta didik bisa terjadi perbedaan
dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pembelajaran
konvensional, hal ini tidak mungkin terjadi. Kebenaran yang dimiliki bersifat
absolut dan final, oleh karena pengetahuan dikontruksikan oleh orang lain.
ü
Tujuan yang ingin dicapai oleh Strategi Pembelajaran
Kemampuan Berfikir adalah kemampuan siswa dalam proses berpikir untuk memperoleh pengetahuan, maka kriteria keberhasilan ditentukan oleh proses dan hasil
belajar, sedangkan pembelajaran konvensional keberhasilan pembelajaran hanya
diukur dari tes.
Baca Juga Artikel Di Bawah Ini: