Kata Pengantar
Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan
untuk menentukan suatu perbuatan yang dilakukan seseorang,misalnya mengatakan
orang itu baika atau buruk.Masalahnya apakah yang disebut baik dan buruk dan
apa ukuran atau indikator yang dapat digunakan untuk menilai perbuatan itu
buruk atau baik.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dicari jawabannya
sehingga pada saat kita menilai sesuatu itu baik atau buruk memiliki patokan
atau indikator yang pasti.Untuk itu pada makalah ini akan dibahas tentang
pengertian baik dan buruk,ukuran untuk menilai baik dan buruk,sifat baik dan
buruk,serta pandangan islam mengenai baik dan buruk.
Pembahasan masalah ini berkaitan dengan ilmu akhlak,sebagaimana
telah diketahui bahwa ilmu akahlak membahas tingkah laku dan perbuatan manusia
dan menetapkan baik atau buruk.
A.Pengertian Baik dan
Buruk
Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari khair
dalam
bahasa Arab atau good dalam bahasa Inggris.menurut Hombay yang baik itu dapat
juga berarti sesuatu yang mendatangkan kepuasan.Menurut Websters yang baik itu
adalah segala sesuatu yang mendatangkan rahmat,memberikan perasaan senang atau
bahagia.Menurut Ahmad Charris Zubair baik itu merupakan,jika tingkah laku
manusia menuju kesempurnaan,kebaikan adalah nilai apabila kebaikan itu bagi
seseorang menjadi kebaikan yang konkret.
Beberapa kutipan tersebut menggambarkan bahwa yang baik atau
kebaikan adalah sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur
bermartabat,menyenagkan,dan disukai manusia.Definisi kebaikan tersebut terkesan
anthropocentris yakni memusatkan dan bertolak dari sesuatu yang menguntungkan
dan membahagiakan manusia.Pengertian baik yang demikina tidak ada salahnya
karena secara fitrah manusia memeng menyukai hal-halyang menyenangkan dan
membahagiakan dirinya.
Kesempurnaan,keharuan,kepuasan,kesenangan,kesesuaian,kebenaran,kesesuaian,dengan
keinginan mendatangkan rahmat,memberikan perasaan senang dan bahagia dan yang
sejalan dengan itu adalah merupakan sesuatu yang dicari dan diusahakan
manusia.karena semuanya itu dianggap sebagai yang baik atau mendatangkan
kebaikan bagi dirinya.Mengetahui sesuatu yang baik sebagaimana disebutkan di
atas akan
mempermudahkan
dalam mengetahui yang buruk.Dalam bahasa Arab,yang buruk itu dikenal dengan
istilah syarr yang berarti tidak sempurna dalam kualitas,dibawah
standard,kurang dalam nilai,tidak menyenagkan,sesuatu yang tercela.Dengan
demikian sesuatau yang buruk adalah sesuatu yang dinilai sebaliknya dari yang
baik dan tidak disukai kehadirannya oleh manusia.Beberapa defenisi tersebut
memberi kesan bahwa sesuatu yang disebut baik atau buruk itu relatif
karena bergantung pada pandangan dan penilaian masing-masing yang
merumuskannya,dengan demikian niali baik atau buruk menurut pengertian tersebut
bersifat subyektif karena bergantung kepada individu yang menilainya.
B.Penentuan Baik
dan Buruk
Sejalan dengan perkembangan
pemikiran manusia berkembang pula patokan yang digunakan orang dalam menentukan
baik dan buruk.Menurut Poedjawijatna keadaan ini berhubungan rapat dengan dunia
filsafat tentang manusia(antropologia metafisika) dan ini tergantung pula dari
metafisika pada umunya,lebih lanjut ia menyebutkan sejumlah pandangan filsafat
yang digunakan dalam menilai baik dan buruk yaitu hedonisme, utilitarianisme,
vitalisme, sosialisme, religiosisme dan humanisme Sementara itu menurut Asmaran
AS,menyebutkan ada empat aliran filsafat yaitu adat kebiasaan,hedonisme,intuisi,dan
evolusi.Pembagian menurut Asmaran AS ini tampaknya
sejalan
dengan pendapat Ahmad Amin yang membagi empat penentuan baik dan buruk yaitu
adat istiadat,hedonisme,utilitarianisme dan evolusi.Beberapa kutipan tersebut
tampaknya saling melengkapi dan dapat disimpulkan bahwa diantara aliran-aliran
filsafat yang mempengaruhi dalam penentuan baik dan buruk ini adalah aliran
adat istiadat(sosialisme), hedonisme, intuisisme (humanisme), utilitarianisme,
religiosisme, dan evolusisme.Dengan merujuk kepada kutipan diatas beberapa
aliaran filsafat yang mempengaruhi pemikiran akhlak tersebut dapat dikemukakan
secara ringkas sebagai berikut.
1.Baik Buruk Menurut Aliran Adat-Istiadat
(Sosialisme)
Menurut aliran ini baik atau buruk ditentukan berdasarkan
adat-istiadat yang berlaku dan ditentukan berdasarkan adat-istiadat yang
dipegang dan berlaku di masyarakat.Orang yang mengikuti dan berpegang teguh
pada adat dipandang baik,dan orang yang menentang dan tidak mengikuti adat
dipandang buruk,dan perlu dihukum secara adat.
Didalam masyarakat kita jumpai adat-istiadat yang berkenaan
dengan cara berpakaian,makan,minum,bercakap-cakap bertandang dan
sebagainya.Orang yang mengikuti cara-cara yang demikian itulah yang dianggap
orang baik dan yang menyalahinya adalah orang yang buruk.Kelompok yang menilai
baik dan buruk berdasarkan adat-istiadat ini dalam tinjauan filsafat dikenal
dengan istilah aliran
sosialisme,munculnya
paham ini bertolak dari anggapan karena masyarakat itu terdiri dari
manusia,maka ada yang berpendapat bahwa masyarakatlah yang menentukan baik
buruknya tindakan manusia yang menjadi anggotanya.Lebih jelas lagi apa yang
lazim dianggap baik oleh masyarakat tertentu itulah yang baik,inilah yang diebu
ukuran sosialistis dalam etika.
2.Baik Buruk Menurut
Aliran Hedonisme
Menurut paham ini banyak yang disebut perbuatan yang baik
adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kelezatan,kenikmatan dan kepuasan
nafsu biologis.Aliran ini tidak mengatakan bahwa semua perbuatan mengandung
kelezatan,melainkan ada pula yang memdatangkan kepedihan dan apabila ia disuruh
memilih manakah perbuatan yang harus dilakukan maka yang dilakukan adalah
mendatangkan kelezatan.Epicurus sebagai oarng pertama yang mendasari paham ini
mengatakan bahwa kebahagian atau kelezatan itu adalah tujuan manusia.Tidak ada
kebaikan dalam hidup ini selain kelezatan dan tidak ada keburukan selain
penderitaan.Dan akhlak itu tidak lain dan tidak bukan adalah berbuat untuk
menghasilkan kelezatan dan kebahagiaan serta keutamaan.
Epicurus lebih mementingkan kelezatan akal dan rohani
ketimbang kelezatan badan,karena badan itu terasa dengan lezat dan derita
selama adanya kelezatan dan penderitaan itu saja,dan badan itu tidak dapat
mengenakan kelezatan yang telah lalu dan tidak dapat merencanakan klezatan akan
datang.Yang dapat merencanakan kelezatan
adalah
rohani dan akal disebabkan rohani dan akal lebih kekal dari kelezatan
badan.Pada tahap selanjutnya paham hedonism ini ada yang bercorak individual
dan universal.Corak pertama berpendapat bahwa yang dipentingkan terlebih dahulu
adalah mencari sebesar-besarnya kelezatan dan kepuasan untuk diri sendiri
dengan segenap daya upaya harus diarahkan pada upaya mencari kebahagiaan dan
kelezatan yamg bercorak individual,selanjutnya corak kedua memandang bahwa
perbuatan yang baik itu
adalah
yang mengutamakan mencari kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk sesama
manusia bahkan segala makhluk yang berperasaan.
3.Baik Buruk
menurut Aliran Intuisisme (Humanisme)
Intuisi adalah merupakan kekuatan batin
yang dapat menentukan sesuatu sebagai baik atau buruk dengan sekilas tanpa
melihat buah atau akibatnya,paham ini berpendapat bahwa setiap manusia
mempunyai kekuatan insting batin yang dapat membedakan baik atau
buruk dengan sekilas pandangan.Kekuatan batin ini terkadang beda
refleksnya karena pengaruh masa dan lingkungan tetapi dasarnya ia tetap sama
dan berakar pada tubuh manusia.Apabila ia melihat sesuatu perbuatan ia mendapat
sebuah ilham yang dapat memberi nilai perbuatan itu lalu menetapkan hukum baik
dan buruknya.Oleh karena itu kebanyakan perbuatan yang salah kikir dan
pengecut.
Kekuatan batin ini
adalah kekuatan yang telah ada dalam jiwa manusia tidak terambil dari keadaan
di luarnya,menurut paham ini perbuatan baik adalah perbuatan
yang sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh hati
nurani atau kekuatan batin yang ada dalam dirinya.Dan sebaliknya perbuatan
buruk adalah perbuatan yang menurut hati nurani atau kekuatan batin dipandang
buruk.Poedjawijatna mengatakan bahwa aliran ini yang baik adalah yang sesuai
dengan kodarat manusia yaitu kemanusiaannya yang cenderung kepada
kebaikan.Penentuan terhadap baik-buruk tindakan yang konkret adalah perbuatan
yang sesuai dengan kata hati orang yang bertindak.Dengan demikian ukuran baik
buruk suatu perbuatan menurut paham ini adalah tindakan yang sesuai dengan
derajat manusia dan tidak menentang atau mengurangi
keputusan hati.Kecenderungan manusia kepada kebaikan terbukti dari adanya
persamaan konsep-konsep pokok moral pada setiap perbedaan zaman,perbedaan itu
terletak pada bentuk,penerapan,atau pengertian yang tidak sempurna terhadap
konsep moral yang disebut ma’ruf dalam Al-Quran.
4.Baik Buruk Menurut Paham
Utilitarianisme
Secara harfiah utilis berarti
berguna,menurut paham ini bahwa yang baik adalah yang berguna,jika ukuran ini
berlaku bagi perorangan disebut individualis dan jika berlaku bagi masyarakat
dan negara disebut sosial.Namun demikian paham ini terkadang cenderung eksterm
dan melihat kegunaan hanya dari sudut materialistik, selain itu paham ini juga
dapat menggunakan apa saja yang dianggap ada gunanya. Untuk memperjuangkan
kepentingan politik misalnya menggunakan fitnah,
khianat,bohong,kekerasan dan sebagainya sepanjang semua
itu ada gunanya,namun demikian kegunaanya dalam arti bermanfaat yang tidak
hanya berhubungan dengan materi melainkan juga dengan yang bersifat rohani bisa
diterima.Dan kegunaanya bisa juga diterima jika yang digunakan itu hal-hal yang
tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain.Nabi misalnya menilai bahwa orang
yang baik adalah orang yang member manfaat pada yang lain (HR.Bukhori).
5.Baik Buruk Menurut
Paham Vitalisme
Menurut paham ini yang baik ialah yang
mencerminkan kekuatan dalam hidup manusiaKekuatan dan kekuasaan yang menaklukan
orang lain yang lemah dianggap sebagai yang baik.Paham ini lebih lanjut
cenderung pada sikap binatang dan berlaku hukum siapa yang kuat dan menang
itulah yang baik.Paham ini pernah dipraktekkan pada zaman feodalisme terhadap
kaum yang lemah dan bodoh.
Dengan kekuatan dan kekuasaan yang
dimiliki ia mengembangkan pola hidup feodalisme, kolonialisme,diktaktor dan
tiranik.Kekuatan dan kekuasaan menjadi lambang dan status sosial untuk
dihormati.Ucapan,perbuatan dan ketetapan yang dikeluarkannya menjadi pegangan
bagi masyarakat.Hal ini bisa berlaku mengingat orang-orang lermah dan bodoh
selalu mengharapkan pertolongan dan bantuannya,namun dengan sering waktu paham
ini digeser menjadi pandangan yang bersifat demokratis.
6.Baik Buruk Menurut
Paham Religiosme
Menurut paham ini yang dianggap baik
adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan,sedangkan perbuatan buruk
adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.Dalam paham ini
keyakinan teologis yakni keimanan kepada Tuhan sangat memegang peranan penting
karena tidak mungkin orang mau berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan jika yang
bersangkutan tidak beriman kepada-Nya.menurut Poedjawijatna aliran ini dianggap
yang paling baik adalah dalam praktek,namun terdapat pula keberatan terhadap
aliran ini yaitu karena ketidak umuman dari ukuran baik danburuk yang
digunakannya.
Diketahui bahwa di dunia terdapat
bermacam-macam agama,dan masing-masing agama menentukan baik buruk menurut
ukurannya masing-masing.Agama Hindu, Budha, Yahudi, Kristen ,dan
Islam.masing-masing agama memiliki pandangan dan tolak ukur tentang baik
dan buruk yang satu dan lainnya berbeda.Poedjawijatna mengatakan bahwa pedoman
itu tidak sama,malhan di sana-sini tampak bertentangan misalnya tentang
pologami ,talak, dan rujuk, aturan makan dan minum,hubungan suami-istri dan
sebagainya.
7.Baik Buruk Menurut Paham Evolusi
Mereka yang mengikuti paham ini
mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada dialam ini mengalami evolusi
yaitu,berkembang dari apa adanya menuju dari apa adanya menuju kepada
kesempurnaannya.Pendapat seperti ini bukan hanya berlaku pada benda-
benda yang tampak,seperti binatang,manusia dan tumbuh-tumbuhan
tetapi juga berlaku pada benda yang tak dilihat atau diraba oleh indera,seperti
akhlak dan moral.
Herbert Spencer salah satu seorang ahli
filsafat yang berpendapat evolusi ini mengatakan bahwa perbuatan akhlak itu
tumbuh secara sederhana,kemudian berangsur-angsur menungkat sedikit demi
sedikit berjalan kearah cita-cita yang dianggap sebagai tujuan.Perbuatan itu
baik bila dekat dengan cita-cita itu dan buruk bila jauh dari padanya,sedang
tujuan manusia dalam hidup ini ialah mencapai cita-cita atau paling tidak
mendekatinya sedikit demi sedikit mungkin.kesenangan dan kebahagiaanKebahagiaan
disini berkembang menurut keadaan yang mengelilinginya.Dapat dilihat bahwa
perbuatan manusia terkadang sesuai dengan keadaan yang mengelilinginya maka
hidupnya akan senang dan bahagia.
Oleh karena itulah menjadi keharusan
untuk mengubah dirinya menurut keadaan yang ada di sekelilingnya sehingga
dengan demikian sampailah ia kepada kesempurnaan atau kebahagiaan yang menjadi
tujuannya.
C.Sifat dari
Baik dan Buruk
Sifat dan corak
baik-buruk yang didasarkan pada pandangan filsafat sebagaimana disebutkan
diatas adalah sesuai dengan sifat dari filsafat itu sendiri yakni
berubah,relative nisbi dan tidak universal.
Dengan demikian
sifat baik buruk yang dihasilkan oleh filsafat tersebut menjadi relative dan
nisbi pula,yakni baik dan buruk yang dapat terus berubah.Sifat baik-buruk yang
dikemukakan berdasarkan pandangan tersebut sifatnya subyektif lokal dan
temporal,dan oleh karananya nilai baik dan buruk itu sifatnya relatife.
Untuk itu perlu
ada suatu ketentuan baik dan buruk yang didasarkan kepada nilai-nilai
universal.Uraian tersebut menunjukkan keuniversalan yaitu penentuan baik dan
buruk yang didasarkan pada pandangan intuisisme sebagaimana telah diuraikan
diatas.Namun demikian bagaimana intuisi tetap saja tidak semutlak wahyu yang
datang dari Allah.
D.Baik dan Buruk Menurut Ajaran Islam
Ajaran Islam
adalah ajaran yang bersumber wahyu Allah SWT,Al-Quran yang dalam penjabarannya
dilakukan oleh hadits Nabi Muhammad SAW.Masalah akhlak dalam ajaran islam
sangat mendapatkan perhatian yang begitu besar.
Menurut ajaran islam penentuan baik dan buruk harus
didasarkan pada Al-Quran danAl- Hadits,jika kita perhatikan Al-Quran dan
Al-Hadits dapat dijumpai berbagai istilah yang mengacu pada baika dan
buruk.Diantara istilah yang mengacu pada yang baik antara lain al-hasanah,
thayyibah, khairah, karimah, mahmudah,azizah,dan al-bar.
Al-hasanah
sebagaimana dikemukakan oleh Al-Raghib,al Asfahani adalah istilah yang
digunakan untuk menunjukian sesuatu yang disukai atau dipandang baik.Al-hasanah
selanjutnya dapat dibagi menjadi tiga bagian.Pertama hasanah dari segi
akal,kedua dari segi hawa nafsu/keinginan dan hasanah dari segi pancaindera.
Lawan dari al-hasanah adalah al-sayyiah.Yang termasuk al-hasanah misalnya
keuntungan,kelapangan rezeki dan kemenagan.Sedangkan yang termasuk al-sayyiah
misalnya kesempitan,kelaparan dan keterbelakangan.Pemakain kata al-hasanah yang
demikian itu misalnya kita jumpai pada ayat yang berbunyi:
ÙˆَÙ± Ú¶Ùˆْ عظھِ۟۠ اْÚ¶Øسٺھِ۠۟ Ú¶ØÚ©Ú¡َÚ¾ِ۬۬۬۬۬ باِ رَبكَ سبٻلِ إلَ ذعٌ
Ù±
Ajaklah manusia
menuju Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik (QS,al_Nahl 125)
Adapun kata
al-thayibah khusus digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang memberikan
kelezatan kepada panca indera dan jiwa manusia seperti makanan,pakaian,tempat
tinggal dan sebagainya.
Lawannya adalah
al-qabihah artinya buruk.Hal ini misalnya terdapat pada ayat yang berbunyi
Kami turunkan
kepadamu manna an salwa.Makanlah dari makanan yang baik-baik yang kami berikan
kepadamu.( QS.al-Baqarah 57)
Selanjutnya
kata al-khair digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang bail oleh seluruh umat
manusia seperti berakhlak,adil,keutamaan dan segala sesuatu yang
bermanfaat.Lawannya adalah al-syarr,hal ini terdapat pada ayat yang berbunyi
Barang siapa
yang melakukan sesuatu kebiakn dengan kerelaan hati maka sesungguhnya Allah
maha mensyukuri kebaikan lagi maha mengetahui.(QS.al-Baqarah 158)
Adapun kata
al-mahmudah digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang utama sebagai akibat dari
melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah SWT.Dengan demikian kata al-mahmudah
lebih menunjukkan pada kebaikan yang bersifat batin dan spiritual.Hal ini
dinyatakan dalam ayat
Dan dari
sebagian malam hendak engkau bertahajjud mudah-mudahan Allah akan mengangkat
derajatmu pada tempat yang terpuji (QS al-Isra 79)
Kata al-karimah
digunakan untuk menunjukkan pada perbuatan dan akhlak yang terpuji yang
ditempatkan dalam kenyataan hidup sehari-hari,selanjutnya kata al-kharimah ini
biasanya dugunakan untuk menunjukkan perbuatan terpuji yang skala besarnya
seperti menafkahkan harta dijalan Allah,berbuat baik pada orang tua,Allah
berfirman
Dan janganlah
kamu mengucapkan kata ‘AH’ kepada orang tua dan janganlah kamu membentaknya dan
ucapkanlah pada keduanya ucapan yang mulia.(QS al-Isra 23)
Adapun kata
al-birr digunakan untuk menunjukkan pada upaya memperluas atau memperbanyak
melakukan perbuatan yang baik.Kata tersebut terkadang digunakn sebagai sifat
Allah dan terkadang juga untuk sifat manusia.Jika kata tersebut digunakan untuk
sifat Allah maka maksudnya adalah Allah memberikan balasan pahala yang
besar,dan jika digunakan untuk manusia maka yang dimaksud adalah
ketaatannya,misalnya pada ayat yang berbunyi:
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu
suatu kebaktian,akan tetapi sesungguhnya kebaikan itu ialah kebaikan
orang-orang beriman kepada Allah,hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,anak-anak
yatim,orang-orang miskin, musafir,,dan orang-orang yang meminta-minta dan hamba
sahaya,mendirikan shalat dan menunaikan zakat,dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila berjanji dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan,penderitaan,dan dalam peperangan (QS.al-Baqarah 177)
Adanya berbagai istilah kebaikan yang demikian variatif
yang diberikan al-Quran dan hadits itu menunjukkan bahwa penjelasan tentang
sesuatu yang baik menurut ajaran islam jauh lebih lengkap dan komprensif
dibandingkan dengan arti kebaikan yang dikemukakan sebelumnya.Berbagai istilah
yang mengacu kepada kebaikan itu menunjukkan bahwa kebaikan dalam pandangan
islam meliputi kebaikan yang bermanfaat bagi
fisik,akal,rohani,jiwa,kesejahteraan di dunia dan kesejahteraan di akhirat
serta akhlak yang mulia.selanjutnya dalam menentuka baik dan buruk,islam
memperhatikan criteria lainnya dari segi cara melakukan perbuatan itu,seorang
anak yang berniat baik tapi dalam melakukan cara itu dengan cara yang
salah,maka perbuatan tersebut dipandang tercela,orang tua memukul anaknya
hingga cacat seumur hidup tetap dinilai buruk,walaupun niatnya agar anak itu
menjadi baik,demikian pula seoarang yang mengeluarkan sedekah dianggap baik
menurut agama tetapi cara memberikan sedekah itu dapat
menyakitkan hati si penerima maka perbuatan tersebut dinilai tidak baik.Selain
itu yang dianggap baik dalam islam juga adalah perbuatan yang sesuai dengan
petunjuk al-Quran dan al-Sunnah,dan perbuatan yang buruk adalah perbuatan yang
bertentangan dengan al-Quran dan al-Sunnah itu.Namun demikian al-Quran dan
al-Sunnah bukanlah sumber ekskulisf atau tertutup,kedua sumber tadi bersikap
terbuka untuk menghargai bahkan manampung pendapat akal pikiran,adapt
istiadat,dan sebagainya yang dibuat manusia dengan catatan semuanya itu tetap
sejalan dengan petunjuk al-Quran dan al-Sunnah.al-Quran misalnya menyuruh
berbuat baik kepada orang tua,tapi cara berbuat baik kepada orang tua dalam
al-Quran tidak ada penjabarannya.Untuk menjabarkannya bisa digunakan ketentuan
dalam etika atau moral.Demikian pula cara menghormati tetangga cara menepati
janji,cara berbuat baik kepada yatim piatu dan sebagainya memerlukan bantuan
penjabaran dari hasil daya ijtihad akal dan budaya manusia.Disinilah letak
sifat baik-buruk ajaran islam yaitu dari segi mengandung nilai universal dan
mutlak yang tidak dapat berubah,sedang pada segi lain dapat menampung nilai
yang bersifat lokal,dan dapat berubah-ubah sebagaimana yang diberikan oleh
etika dan moral.Dengan demikian keuniversalan ketentuan baik buruk dalam ajaran
islam tetap sejalan dengan kekhususan yang terdapat pada nilai budaya yang
berkembang dalam masyarakat.
Kesimpulan
·
Dari segi
bahasa baik adalah terjemahan dari khair dalam bahasa Arab atau good dalam
bahasa Inggris.Dalam bahasa Arab,yang buruk itu dikenal dengan istilah syarr
yang berarti tidak sempurna dalam kualitas,dibawah standard,kurang dalam
nilai,tidak menyenagkan,sesuatu yang tercela.
·
Pembagian
baik dan buruk terdiri atas baik dan buruk menurut hedonisme, utilitarianisme,
vitalisme, sosialisme, religiosisme dan humanisme.
·
Baik Buruk
Menurut Aliran Adat-Istiadat (Sosialisme).Menurut aliran ini baik atau buruk
ditentukan berdasarkan adat-istiadat yang berlaku dan ditentukan berdasarkan
adat-istiadat yang dipegang dan berlaku di masyarakat.Orang yang mengikuti dan
berpegang teguh pada adat dipandang baik,dan orang yang menentang dan tidak
mengikuti adat dipandang buruk,dan perlu dihukum secara adat.
·
Baik Buruk
Menurut Aliran Hedonisme.Menurut paham ini banyak yang disebut perbuatan yang
baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kelezatan,kenikmatan dan
kepuasan nafsu biologisAliran ini tidak mengatakan bahwa semua perbuatan
mengandung kelezatan,melainkan ada pula yang memdatangkan kepedihan dan apabila
ia disuruh memilih
manakah
perbuatan yang harus dilakukan maka yang dilakukan adalah mendatangkan
kelezatan.
·
Baik Buruk
menurut Aliran Intuisisme (Humanisme)Intuisi adalah merupakan kekuatan batin
yang dapat menentukan sesuatu sebagai baik atau buruk dengan sekilas tanpa
melihat buah atau akibatnya,paham ini berpendapat bahwa setiap manusia
mempunyai kekuatan insting batin yang dapat membedakan baik atau
buruk dengan sekilas pandangan
·
Baik Buruk
Menurut Paham UtilitarianismeSecara harfiah utilis berarti berguna,menurut
paham ini bahwa yang baik adalah yang berguna.
·
Baik Buruk
Menurut Paham VitalismeMenurut paham ini yang baik ialah yang mencerminkan
kekuatan dalam hidup manusiaKekuatan dan kekuasaan yang menaklukan orang lain
yang lemah dianggap sebagai yang baik
·
Baik Buruk
Menurut Paham ReligiosmeMenurut paham ini yang dianggap baik adalah perbuatan
yang sesuai dengan kehendak Tuhan,sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan
yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
·
Baik Buruk
Menurut Paham Evolusi.Mereka yang mengikuti paham ini mengatakan bahwa segala
sesuatu yang ada dialam ini mengalami evolusi yaitu,berkembang dari apa adanya
menuju dari apa adanya menuju kepada kesempurnaannya
·
Sifat dari
Baik dan Buruk.Dengan demikian sifat baik buruk yang dihasilkan oleh filsafat
tersebut menjadi relative dan nisbi pula,yakni baik dan buruk yang dapat terus
berubah.Sifat baik-buruk yang dikemukakan berdasarkan pandangan tersebut
sifatnya subyektif lokal dan temporal,dan oleh karananya nilai baik dan buruk
itu sifatnya relatife.
·
Baik dan
Buruk Menurut Ajaran Islam Menurut ajaran islam penentuan baik dan buruk harus
didasarkan pada Al-Quran danAl- Hadits,jika kita perhatikan Al-Quran dan
Al-Hadits dapat dijumpai berbagai istilah yang mengacu pada baika dan
buruk.Diantara istilah yang mengacu pada yang baik antara lain
al-hasanah,thayyibah,khairah,karimah,mahmudah, azizah,dan al-bar.
Daftar Pustaka
Prof.Dr.H.Abuddin Nata,MA :Akhlak Tasawuf
Prof.Dr.Ahmad Amin :Etika
Baca Juga Artikel Di Bawah Ini: